PT Bio Farma (Persero) siap menjadi game changer dari situasi pandemi COVID-19. Produksi vaksin COVID-19 buatan Bio Farma akan dilakukan secara bertahap, dan ditargetkan paling cepat terpenuhi pada semester II-2021.
Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer (PDM) oleh lembaga Internasional Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) untuk memproduksi vaksin COVID-19.
Honesti Basyir, Chief Executive Officer Bio Farma mengatakan, vaksin ini dikembangkan sesuai dengan kondisi tubuh orang Indonesia. Sehingga, vaksin ini diyakini memiliki efisiensi yang lebih tepat untuk orang Indonesia dibandingkan vaksin yang telah dikembangkan di beberapa negara lain.
Honesti mengaku, Bio Farma telah memperoleh akses bahan baku vaksin yang akan dikirimkan secara bertahap.
“Kami telah mengamankan 140 juta dosis bahan baku hingga akhir tahun depan. Jika diproduksi menjadi sekitar 122 juta dosis vaksin jadi,” jelas Honesti dalam gelaran MarkPlus Conference 2021 di Jakarta, Rabu (09/12/2020).
Sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin akan diimpor per Desember 2020, disusul dengan 30 juta dosisi pada Januari 2021. Lima juta dosis akan ditambah pada Februari 2021, dilanjutkan dengan 90 juta dosis pada April-Desember 2021.
Hal ini membuat saham anak-anak perusahaan Bio Farma seperti PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. melonjak selama proses uji klinis fase tiga.
Honesti tak memungkiri jika hal ini berdampak pada peningkatan jumlah revenue perusahaan. Namun, ia mengaku jika margin yang diperoleh Bio Farma tidak besar.
“Dari sisi sales and revenue pasti tumbuh, namun margin yang diperoleh tidak tinggi karena cost yang dikeluarkan juga besar,” ujar Honesti.
Program vaksinasi ini terdiri dari dua sumber pembiayaan, yakni pemerintah dan mandiri. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bio Farma memiliki dua fungsi, yakni agent of development dan creating value/profit.
Tugas Bio Farma menurut Honesti lebih mengarah pada agent of development, namun Bio Farma juga tidak boleh merugi. Vaksin mandiri ini yang nanti dapat membantu Bio Farma untuk memperoleh profit.
Di sisi lain, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya menilai, “2021-2022 merupakan tugas pengusaha untuk berinvestasi, tugas pemerintah untuk membantu proses relief, dan dalam proses recovery ini diperlukan vaksin sebanyak mungkin.”
Meski tahun depan diprediksi akan semakin menantang, Honesti optimistis masih akan ada dampak positif bagi Bio Farma di masa mendatang.
“Vaksin ini akan menjadi game changer, sekarang tinggal bagaimana kita melakukan program dengan pemerintah agar dapat memberikan sumbangan pada perekonomian,” tutup Honesti yang berhasil meraih Marketeer of The Year 2020 dari MarkPlus, Inc.