Seiring dengan luasnya pasar fesyen, industri busana muslim di Indonesia terus merangkak naik. Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor produk fesyen nasional pada tahun 2017 mencapai US$ 13,29 miliar atau naik sebesar 8,7% dibanding tahun sebelumnya.
“Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi kiblat fesyen muslim di dunia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (19/4).
Indonesia ditargetkan menjadi kiblat fesyen muslim di dunia pada tahun 2020. Hal ini sangat beralasan karena saat ini Indonesia menempati peringkat lima besar dari negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sebagai pengekspor fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh, Turki, Maroko, dan Pakistan. Kemenperin pun menargetkan ekspor busana muslim Indonesia bisa meningkat sebesar 10 persen pada tahun 2018.
“Untuk menjadi pusat mode muslim dunia, ekspor produk muslim didorong untuk menjadi yang tertinggi di dunia,” tegas Airlangga.
Global Islamic Economy memprediksi pertumbuhan pasar fesyen muslim dunia pada tahun 2020 akan mencapai US$ 327 miliar. Pemerintah saat ini mendorong para pelaku industri fesyen muslim dan para desainer di Indonesia untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitas serta memperkuat brand sehingga mampu menembus pasar global.
Menperin optimistis, industri busana muslim di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor fesyen serta perekonomian nasional. Saat ini, industri busana muslim diproyeksi menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang dari total 3,8 juta tenaga kerja industri fesyen.
Dirjen IKM Gati Wibawaningsih menyampaikan, pihaknya tengah menyusun peta jalan dan rencana aksi yang terintegrasi dari sektor hulu sampai hilir untuk mengembangkan industri fesyen muslim nasional. Kemenperin akan memitrakan desainer dengan IKM fesyen muslim dalam membangun brand nasional.
Editor: Eko Adiwaluyo