Bisnis Lesu, Starbucks Buka Opsi Jual Saham di Pasar Cina

marketeers article
Starbucks, salah satu brand global. | Foto: 123RF

Starbucks, jaringan kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah menjajaki kemitraan strategis untuk operasionalnya di Cina. Kuat dugaan, perusahaan ini akan melepas sejumlah saham kepada mitra lokal.

Dilansir Reuters, Kamis (21/11/2024), perusahaan yang berbasis di Seattle ini menghadapi penurunan permintaan di pasar-pasar utama, seperti AS dan Cina. Oleh karena itu, Brian Niccol, CEO Starbucks yang baru, tengah melakukan transformasi gerai-gerai di AS sekaligus memahami persaingan pasar kedai kopi di Cina.

BACA JUGA: Manga My Hero Academia Rilis Volume Baru usai Tamat, Tentang Apa?

“Semua indikasi menunjukkan adanya persaingan yang sangat ketat (di Cina). Kami perlu mencari tahu untuk tumbuh di pasar, sekaligus menjajaki kemitraan strategis yang dapat membantu bisnis tetap tumbuh dalam jangka panjang,” kata dia.

Starbucks diketahui tengah menyiapkan sejumlah opsi untuk bisnisnya di Cina, termasuk menjual sahamnya. Starbucks telah mencatat sejauh mana minat calon investor, termasuk perusahaan-perusahaan ekuitas swasta dalam negeri.

BACA JUGA: Ditunjang Regulasi, Harga Bitcoin Tembus US$ 95.000

“Kami bekerja menemukan jalan terbaik menuju pertumbuhan, termasuk menjajaki kemitraan strategis. Kami berkomitmen penuh pada bisnis dan mitra-mitra kami, dan untuk berkembang di Cina,” ujar Starbucks.

Di Cina, pasar terbesar keduanya, Starbucks tengah bergumul dengan lemahnya belanja konsumen dan persaingan ketat dari jaringan kopi lokal, seperti Luckin Coffee di tengah kondisi ekonomi makro yang lesu.

BACA JUGA: Tingkatkan Kepuasan Pelanggan, LOTTE Mart Indonesia Hadirkan Korean Fair Winter Trip

Tahun lalu, Luckin berhasil mengalahkan saingannya dari AS ke posisi teratas dalam penjualan tahunan untuk pertama kalinya di pasar Cina. Starbucks, yang mengoperasikan hampir 7.600 gerai di Cina telah melaporkan penurunan penjualan di negara ini selama tiga kuartal berturut-turut, dengan anjlok 14% pada kuartal terakhir.

Perusahaan memutuskan tidak mengumumkan proyeksi untuk tahun fiskal tahun ini. Pasalnya, CEO Starbucks tengah mempersiapkan rencana baru untuk mendukung bisnis kedai kopinya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS