Bisnis Sukses Kala Pandemi, Telkomsel Raih Marketing Sustainability Brand Appreciation

marketeers article

Pandemi COVID-19 membawa perubahan terhadap lanskap bisnis secara global. Perubahan perilaku konsumen terjadi begitu cepat, dan mau tak mau mendorong perusahaan mencari solusi guna menjaga stabilitas bisnis. Di tengah situasi yang tidak mudah ini, Telkomsel justru mampu memanfaatkan momentum untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka.

Inovasi bisnis Telkomsel yang kreatif dan produktif berhasil mengantarkan perusahaan pelat merah tersebut meraih Marketing Sustainability Brand (MSB) Appreciation dari MarkPlus, Inc.

Penghargaan ini diberikan kepada brand yang tetap bertumbuh selama masa COVID-19 melalui strategi yang sustainability, atau dengan kata lain memiliki perencanaan jangka panjang.

Langkah jitu yang diambil Telkomsel adalah dengan memberikan layanan gratis yang mendukung konsumen untuk bekerja dan belajar dari rumah. Melalui Telkomsel CloudX myBusiness, para konsumen dapat mengakses layanan CloudX Meeting secara gratis selama satu bulan. Layanan ini memberikan bebas kuota data akses ke fitur layanan CloudX Meeting sebesar 60 GB untuk host meeting, dan 30GB untuk peserta meeting.

Sales Director Telkomsel Ririn Widaryani mengatakan, jauh sebelum pandemi ini masuk ke Indonesia, Telkomsel telah melakukan analisis dampak yang akan terjadi dan merumuskan strategi yang harus dilakukan perusahaan.

“Analisa data terus kami lakukan, baik secara internal maupun best practice dari luar. Kami melakukan antisipasi dengan terus melakukan analisa, evaluasi, dan yang paling utama adalah merumuskan cara bagaimana agar kami terus memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggan,” ungkap Ririn kepada Marketeers.

Ketika kebijakan physical distancing ditegaskan oleh pemerintah, Telkomsel pun telah memprediksi akan terjadi perubahan perilaku pelanggan yang bergerak ke  arah virtual learning atau meeting. Momentum dan perubahan perilaku pelanggan ini segera ditangkap Telkomsel dengan memberikan layanan bebas biaya CloudX Meeting bagi para pengguna.

Alhasil, Telkomsel mencatat, terjadi peningkatan pengguna Cloudx Meeting mencapai 2.100%. Dari total 15 perusahaan yang menjadi klien sejak awal layanan ini diluncurkan pada pertengahan Januari lalu, kini jumlah pengguna layanan CloudX mencapai 300 perusahaan.

Bukan sekadar menyuguhkan produk dan layanan yang dapat memfasilitasi kebutuhan konsumen saat ini, Telkomsel juga membekali diri dengan deretan diferensiasi. Pasalnya, tak dipungkiri jika banyak kompetitor yang menawarkan platform serupa.

Menurut Ririn, terdapat tiga diferensiasi yang dibawa oleh layanan Telkomsel CloudX myBusiness. Pertama, layanan ini memberikan connectivity yang menjadi core business dari Telkomsel.

“Sebagai connectivity enabler, Telkomsel memiliki reputasi sebagai operator yang handal dengan konektivitas internet yang tinggi. Memberikan free akses kepada pelanggan pun menjadi diferensiasi sekaligus nilai lebih yang kami berikan ddibandingkan dengan kompetitor lain,” tutur Ririn.

Kedua, Telkomsel juga memiliki jaminan keamanan yang tinggi. Seperti diketahui, virtual meeting kerap membahas hal-hal confidential sehingga faktor keamanan menjadi faktor utama yang dipertimbangkan.

Ketiga, Telkomsel dikatakan Ririn memiliki hubungan yang baik dan cukup luas dengan berbagai pelanggan, mulai dari pelanggan enterprise maupun individu.

Bicara soal outlook bisnis pascapandemi, Ririn pun memprediksi, perubahan perilaku pelanggan pasti akan terjadi. Permintaan akan layanan virtual meeting ataupun learning akan mengalami peningkatan. Dan, Telkomsel pun telah bersiap untuk menjawab berbagai kebutuhan pasar.

Telkomsel hingga saat ini terus melakukan analisa pasar dan mencoba menjawab kebutuhan pengguna. Salah satunya, Telkomsel segera memperluas layanan CloudX yang semula terbatas untuk enterprise menjadi layanan untuk konsumer atau ritel. Hal ini menjawab demand dari pasar yang tercipta dari fenomena COVID-19 ini.

Di sisi lain, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya menjelaskan, brand sebenarnya memiliki pilihan ketika berada dalam kondisi yang sulit. Seperti kata krisis dalam Bahasa Mandarin yaitu Weiji, yang terdiri dari dua unsur, Wei dan Ji. Dangerous and opportunity, atau ancaman dan peluang.

“Mereka yang kreatif dan produktif akan melihat kondisi ini dari sisi peluang. Walau pendapatan menurun, tetap ada yang bisa dilakukan. Untuk itulah MarkPlus menghadirkan penghargaan Marketing Continuity Brand (MCB) dan Marketing Sustainability Brand (MSB),” tutup Hermawan.

Related