Bogor, Kota Digital Ramah Wisatawan

marketeers article

Dahulu, Kota Bogor didesain untuk masyarakat yang jumlahnya tidak begitu besar. Namun dengan perkembangan penduduk yang makin pesat, kebutuhan teknologi untuk memudahkan segala proses menjadi tak terelakkan.

“Tidak mungkin kita menjadi kota yang bisa mengandalkan e-tourism bila kota dan penduduknya tidak ramah. Karena itu, kami terus mengembangkan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta para wisatawan yang datang,” ujar Bima Arya Sugiarto, Wali Kota Bogor, dalam Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2015 di mal Kota Kasablanka, Kamis (6/5/2015).

Untuk membantu tugasnya, Bima mengatakan saat ini telah ada 40 CCTV analytical yang terhubung dengan sistem monitoring. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Bogor juga baru meluncurkan Bogor Green Room yang bisa menganalisis lalu lintas hingga potensi kriminalitas.

Water level sensor pun tak luput dari pengembangan. Meski secara geografis Bogor terletak agak tinggi, kemungkinan terjadinya banjir semakin meningkat. Karena itu, sistem ini diharapkan dapat membantu. Alarm identifikasi kebakaran juga ditempatkan di beberapa titik Kota Bogor serta terhubung dengan kantor pemadam kebakaran setempat.

“Selain membuat kota menjadi ramah, penggunaan teknologi juga harus bisa memudahkan proses perijinan dan investasi,” tambah Bima. Ia menekankan investasi yang bersahabat akan membantu pengembangan Kota Bogor menjadi lebih baik lagi.

Untuk menambah manfaat dari teknologi, Kota Bogor memiliki sistem pengaduan digital sehingga setiap keluhan dan masukan masyarakat mudah ditampung. Bagi wisatawan, kota Bogor juga menyiapkan aplikasi wisata. Melalui aplikasi ini, para wisatawan bisa menyesuaikan bujet perjalanan dengan destinasi dan moda transportasi yang ada.

“Untuk orang yang tidak tahu Bogor, mereka bisa melihat aplikasi ini untuk menemukan angkot nomor berapa yang harus dinaiki dan rute mana yang harus dilalui. Kami juga tengah mengembangkan sistem park and ride karena pedestrian kami telah dibuat senyaman mungkin, termasuk penyediaan penyewaan sepeda,” tambah Bima.

Tapping box juga disediakan di berbagai restoran dan hotel. Output dari sistem ini adalah pengumpulan database untuk pengambilan kebijakan yang efektif. Untuk scaling up, Bima mengeluarkan SK bagi setiap SKPD dan pejabat di lingkungannya untuk menunjuk jubir digital. Ia bahkan mengatakan cara paling mudah untuk menghubunginya adalah melalui microblogging Twitter.

Related