Booming AI di Industri Kreatif: Memandu Arus, Bukan Terseret Arus

marketeers article
Artificial Intelligence (Foto: 123RF)

Oleh Dwijaya Kusuma, VP Business Prosa.ai

Dalam era yang semakin digital, Artificial Intelligence (AI) bukan lagi menjadi sebuah buzzword. AI telah menjadi penolong sekaligus teman akrab kita dalam berbagai bidang, termasuk industri kreatif. Sebagai influencers, marketeers, dan content creators, Anda berada di garis depan dari booming-nya AI saat ini.

Tapi, apakah Anda benar-benar memanfaatkan potensi penuh yang ditawarkan AI? Jika belum, tulisan singkat ini dapat menjadi salah satu panduan Anda dalam berlayar mengarungi lautan AI yang luas dan penuh tantangan.

ChatGPT: Mitra Kreatif yang Tak Terpisahkan

Sejak maraknya ChatGPT pada akhir tahun 2022 sebagai salah satu generative AI tools yang sedang naik daun di kancah global, memunculkan banyak sekali peluang-peluang sampai berbagai profesi baru.

ChatGPT adalah model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI. Platform ini mampu menulis teks dengan kejelasan dan kohesi yang mengagumkan, hingga seakan-akan ditulis oleh manusia.

Bagi para content creator, yang potensi pasarnya di Indonesia saat ini mencapai Rp 7 triliun dan terus meningkat, ChatGPT bisa menjadi sahabat dalam menciptakan konten.

BACA JUGA: Artificial Intelligence: Mengubah Dunia dengan Kecerdasan Buatan

Berbagai kegiatan dapat dilakukan, mulai dari brainstorming ide hingga penulisan naskah. Mesin ini juga bisa membantu memecahkan kebuntuan kreatif dan meningkatkan efisiensi produksi konten.

Bagi marketeer, ChatGPT bisa menjadi katalisator dalam membangun strategi bahkan skenario pemasaran yang selalu tersedia, bekerja 24/7 untuk membantu Anda.

Sedangkan bagi influencer, terutama yang memiliki followers dalam jumlah besar, ChatGPT dapat digunakan untuk mencari ide sampai merespons komentar atau pertanyaan dari penggemar dengan lebih cepat dan efisien bila digabungkan dengan chatbot platform.

Dengan kata lain, ChatGPT dapat meningkatkan kualitas interaksi dengan penggemar, tanpa harus menghabiskan waktu dan tenaga yang berlebihan.

Text-to-Speech dan Speech-to-Text: Dua Sisi Mata Uang Kreatif

Lalu, bagaimana dengan text-to-speech dan speech-to-text? Di satu sisi, text-to-speech mengubah teks menjadi ucapan, memungkinkan para creator untuk menghasilkan konten audio dan video dengan lebih cepat dan efisien.

Sementara itu, speech-to-text adalah cara efisien untuk mentranskrip konten audio atau video, mempermudah proses editing juga meningkatkan aksesibilitas konten.

BACA JUGA: Artificial Neural Networks dan Peranannya dalam Era Digital

Fitur ini sangat berguna bagi mereka yang ingin menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran atau bagi mereka yang lebih suka membaca daripada mendengarkan atau menonton. 

Navigasi di Lautan AI: Menghadapi Gelombangnya

Namun, di balik berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh AI, ada juga tantangan yang harus kita hadapi. Salah satunya adalah masalah etika dan privasi.

Seiring semakin banyaknya data pengguna yang dikumpulkan dan dianalisis oleh AI, kita harus selalu waspada terhadap potensi penyalahgunaan data tersebut.

Ada juga tantangan dalam hal bias AI. Kita harus ingat bahwa AI bukanlah entitas yang netral; mereka dibentuk dan dilatih berdasarkan data yang ada, dan jika data tersebut bias, maka AI tersebut juga akan bias.

Untuk itu, penting bagi kita semua -para influencers, marketeers, dan content creators – untuk terus belajar dan beradaptasi. Kita harus memahami bagaimana AI bekerja, bagaimana menggunakan AI dengan etis serta tepat guna, dan bagaimana memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas kerja kita, bukan hanya efisiensinya.

Booming AI dalam industri kreatif memang menawarkan peluang yang menjanjikan, namun juga tantangan yang harus kita hadapi.

Seiring berkembangnya teknologi, tantangan ini pasti akan semakin kompleks. Tetapi dengan pemahaman yang tepat dan sikap yang proaktif, kita bisa menjadikan AI sebagai teman, bukan musuh. Dengan demikian, kita bisa memandu arus booming AI, bukan terseret arusnya.

Terakhir, satu hal yang harus diingat: AI mungkin bisa menciptakan konten, tetapi mereka tidak bisa menciptakan kreativitas. Kreativitas adalah apa yang membedakan kita, manusia, dari mesin.

Jadi, jangan takut akan AI; gunakan AI untuk mendukung kreativitas Anda, bukan menggantikannya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related