BPJS Kesehatan melaporkan bahwa pihaknya baru-baru ini mendapat sorotan dunia internasional. Dalam laporannya, BPJS Kesehatan meraih sembilan penghargaan dari total sebelas kategori dari asosiasi jaminan sosial internasional, International Social Security Association (ISSA). Penghargaan ini mereka dapat pada acara International Social Security Association Regional Forum tingkat Asia Pasifik yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (2/10/2019).
“Penghargaan ini memacu kami untuk terus bekerja lebih keras menjaga program JKN-KIS tetap eksis bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam siaran resminya.
ISSA merupakan asosiasi lembaga jaminan sosial yang beranggotakan 158 negara di dunia. BPJS Kesehatan menjadi satu-satunya peraih sembilan penghargaan pada acara yang dihadiri lebih dari 40 negara di kawasan Asia Pasifik. Penghargaan yang diberi nama ISSA Good Practice Award ini diberikan tiga tahun sekali untuk masing-masing kawasan. Indonesia masuk kawasan Asia Pasifik. Tiga negara lain masing-masing hanya meraih dua penghargaan (Malaysia) dan satu penghargaan (Iran dan China).
Penghargaan di atas diberikan berkat inovasi yang dilaksanakan dan terus disempurnakan dalam melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional selama kurun waktu tiga tahun terakhir. Penghargaan itu mencakup aspek kepesertaan, iuran, sistem informasi hingga mekanisme mengefektifkan pembayaran kepada fasilitas kesehatan.
Tidak hanya itu. Tiga penghargaan di antaranya memeroleh Penghargaan Istimewa (ISSA menyebutnya dengan istilah Special Mention) yakni dari sisi implementasi Manajemen Risiko sesuai panduan ISSA, optimalisasi Jaminan Kesehatan Nasional melalui Program Kader JKN, dan Aplikasi Mobile JKN.
“Social security is not a cost, it is an investment,” ujar pemimpin Perkeso Malaysia M Azman bin Aziz Mohammed. Menanggapi hal tersebut Fachmi mengatakan jika negara sudah berinvestasi kesehatan untuk rakyatnya, produktivitas negara otomatis akan meningkat.
“Efek dari Program JKN-KIS yang belum berusia lima tahun di Indonesia nyatanya memang sudah memiliki dampak perekonomian pada masyarakat, termasuk angka harapan hidup,” tutupnya.
Editor: Sigit Kurniawan