Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Juli 2023 sebesar 3,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Adapun indeks harga konsumen (IHK) pada periode tersebut berada di level 115,24 poin.
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS menuturkan inflasi tertinggi terjadi di Merauke, Provinsi Papua sebesar 5,21% dengan IHK sebesar 116,10 poin. Selanjutnya, inflasi terendah berada di Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,50% dengan IHK sebesar 116,28 poin.
BACA JUGA: Turun, Inflasi Indonesia pada Mei 2023 Jadi 4%
“Tingkat inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Juli 2023 sebesar 0,21% dan tingkat inflasi hingga sekarang (year-to-date/ytd) pada Juli 2023 sebesar 1,45%,” kata Pudji dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (1/7/2023).
Menurutnya, tingkat inflasi komponen inti secara tahunan (yoy) sebesar 2,43%. Sementara itu, inflasi komponen inti secara bulanan (mtm) sebesar 0,13%, dengan tingkat inflasi komponen inti inflasi hingga sekarang (ytd) sebesar 1,20%.
BACA JUGA: Imbas Kenaikan Transportasi, Inflasi April Tembus 4,33%
Secara terperinci, inflasi secara tahunan (yoy) terjadi karena adanya kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,90%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,42%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,03%, serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,37%.
Kemudian diikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 2,69%, kelompok transportasi sebesar 9,58%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,02%, dan kelompok pendidikan sebesar 3,07%. Ada pula kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 3,08%, termasuk kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,98%.
“Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,24%,” kata Pudji.
Editor: Ranto Rajagukguk