Membangun sebuah bisnis yang berkelanjutan bukan soal membesarkan profit semata. Perusahaan untuk tumbuh berkembang di masa depan, harus peduli terhadap dua hal lainnya, yakni people dan planet. Di era konektivitas seperti sekarang, tuntutan konsumen pun semakin beragam.
Jika dulu mereka membeli produk berdasarkan kebutuhan, lain halnya dengan sekarang. Kepedulian terhadap masyarakat dan Bumi di mana mereka tinggal mulai menjadi pertimbangan. Perusahaan pun dituntut untuk memerhatikan 3P (profit, people, planet) dalam mengembangkan bisnisnya agar berkelanjutan. Hal ini yang disetujui dan diterapkan oleh perusahaan multinasional yang bergerak di sektor pertanian. Syngenta.
“Industri pertanian beberapa tahun belakangan menunjukkan tren dan sentimen positif. Kami optimistis industri ini akan tumbuh kurang lebih 10% hingga akhir tahun. Dalam membangun bisnis di sini, profit berupa angka tidak menjanjikan peluang bisnis di masa depan. Kami melihat, faktor petani adalah masa depan untuk bisnis ini,” jelas Parveen Kathuria, President Director PT Syngenta Indonesia di Jakarta, Selasa (30/5/2017)
Syngenta pun memiliki komitmen yang bertajuk The Good Growth Plan. Program ini adalah komitmen Syngenta secara global yang memerhatikan enam hal. Enam komitmen tersebut adalah membuat tanaman semakin efisien dan meningkatkan produktivitasnya, menyelamatkan lebih banyak lahan pertanian, meningkatkan keanekaragaman hayati, memberdayakan dan meningkatkan produktivitas petani kecil, memberikan pelatihan soal keselamatan kerja kepada para pekerja tani, dan menciptakan ekosistem rantai pasokan yang adil untuk semua elemen.
Parveen menilai, jika kesejahteraan petani diperhatikan dan mereka senang bertani, maka bukan hanya bisnis para pelaku industri ini saja yang berkembang. Kemajuan ekonomi dan kesejahteraan negara ini juga akan terjaga. Langkah ini juga menjadi langkah strategis bagi Syngenta sebagai pemain global di area pertanian.
“Kami adalah pemimpin pasar di Indonesia. Kami sangat berkomitmen terhadap misi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan produktivitas pertanian beras dan jagung dalam negeri. Di sini, kami punya portofolio produk yang kuat untuk mendukung misi tersebut,” lanjut Parveen.
Sampai saat ini, perusahaan asal Swiss ini telah memiliki dua pabrik dan satu pusat riset di Indonesia. Ketiganya dikerahkan untuk pasar Indonesia dan juga diekspor ke beberapa negara, seperti ke Filipina dan Myanmar. Salah satu produk unggulan dari Syngenta adalah benih jagung hibrida NK Perkasa yang diluncurkan beberapa bulan lalu. Benih ini diklaim lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki keberhasilan produktivitas yang tinggi.
“Kami akan selalu membawa inovasi produk terbaru di pasar ini. Untuk itu, kami telah berinvestasi sekitar Rp 50 miliar setiap harinya untuk kebutuhan riset. Selain itu, kami ingin membagikan pengetahuan kami kepada para petani. Para petani harus tahu bagaimana mengembangkan produktivitas tanamanannya di waktu berbeda,” imbuh pria yang sudah 25 tahun bergelut di industri pertanian ini.
Menurutnya, ketika negara kita sudah mampu memenuhi kebutuhan pertaniannya sendiri, kesejahteraan para petani pun akan meningkat. Jika kondisi tersebut sudah tercipta, Syngenta pun tidak khawatir soal profit mereka. Dari sini bisa disimpulkan bahwa ketika people dan planet terjaga, maka profit akan menghampiri.
Editor: Eko Adiwaluyo