TikTok berhasil mencatatkan pencapaian gemilang pada tahun 2022 melalui strategi marketing yang unik dan variatif sehingga meningkatkan brand valuation. Menurut data dari Brand Finance 2022, brand valuation TikTok adalah US$59 miliar atau sebesar Rp 852 triliun, yang mana mengalami kenaikan tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
CEO Marketeers Iwan Setiawan melihat TikTok sebagai brand yang unik. TikTok mampu mendapatkan 1 miliar pengguna pada tahun 2021 dari negara dengan populasi besar seperti China dan India. Sejak pertama kali muncul lima tahun lalu, TikTok telah menjadi fastest-growing brand serta menempati posisi top 500 most valuable brands Brand Finance.
“TikTok juga merupakan platform yang menjadi most downloaded app di Play Store dan App Store sehingga ini menjadi suatu prestasi luar biasa untuk sebuah brand yang relatif baru di social media dan harus bersaing dengan brand yang lebih lama hadir,” kata Iwan dilansir dari Analisis #25 di Marketeers TV.
Dari sini, Tiktok berhasil menjadi The New Champion of Gen Z Social Media atau platform yang lebih dipilih di segmen generasi Z. Selain itu, TikTok menggabungkan entertainment dengan commerce sehingga menjadi shoppertainment yang cocok di masa kini. TikTok juga mampu menggaungkan customer path yang berkelanjutan sehingga ada feedback loop dari pengguna.
Terdapat tiga alasan mengapa platform tersebut menjadi favorit, menurut Forrester 2021. Platform tidak malu menjadi perusahaan entertainment sehingga konten di dalamnya benar-benar fun atau funny. TikTok menjadi pionir konten short-form, yang mana merupakan format ideal saat ini. Ditambah lagi dengan penyediaan ruang bagi segmen muda untuk berekspresi secara positif dan percaya diri.
“Ketika berbicara tentang brand valuation, tidak berbicara tentang kesuksesan atau prestasi sebelumnya. Namun, berfokus tentang apa yang ingin dicapai oleh suatu brand di masa depan, apakah brand cukup kuat untuk menjangkau segmen masa depan,” ujarnya.
Berkaca dari kesuksesan TikTok, ada tiga strategi marketing yang dapat diterapkan untuk mengembangkan bisnis. Pertama, fokus pada segmen target pasar masa depan, yang mana memikirkan dan menentukan siapa pelanggan yang ingin dituju di masa mendatang. Kedua, menemukan bisnis model yang dinamis sehingga berpotensi untuk menghasilkan revenue di masa depan. Ketiga, membentuk infinite look sehingga terdapat komunitas untuk menjadi advocate bagi sebuah brand.
Editor: Ranto Rajagukguk