PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) memandang penting penerapan teknologi jaringan komunikasi untuk dunia perbankan. Tanpa teknologi tersebut, BRI akan tertinggal dengan bank lain. Untuk itu, BRI yakin dengan keputusannya membeli satelit. Hal ini disampaikan Asmawi Syam, Direktur Utama BRI dalam acara BUMN Marketeers Club di Jakarta, Senin (29/2/2016).
BRI lebih memilih membeli satelit seharga Rp 2,5 triliun dibandingkan menyewa satelit. Untuk menyewa satelit, pihaknya menghabiskan biaya sekitar Rp 500 miliar per tahun. Dengan membeli satelit sendiri, sambung, Asmawi, hal ini akan memberikan banyak keuntungan bagi BRI.
“Penggunaan satelit ini tidak untuk komersial. Kami akan menggunakan sendiri dengan konsumen kami, baik dengan BUMN dan kelembagaan lain. Kami menggunakan izin khusus untuk satelit ini,” kata Asmawi.
Ketika ingin membeli satelit di Amerika, ia sempat ditanya mengapa membeli satelit bukan fiber optic. Asmawi mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan jadi menggunakan satelit adalah pilihan yang tepat. Bila negara berbentuk kontinental, seperti Amerika maupun Australia, mereka sudah meninggalkan satelit karena bisa menanam fiber optic.
“Kami memilih satelit karena lebih powerful dibanding fiber optic. Kemudian, satelit pun tidak rentan terhadap gangguan,” tambah Asmawi.
Dengan adanya satelit ini, BRI bisa menjangkau wilayah terpencil yang belum tersentuh layanan perbankan. Asmawi yakin, teknologi-teknologi yang diadopsi oleh BRI mampu menjawab keterjangkauan akses dengan nasabahnya.
Editor: Sigit Kurniawan