BritCham: Pemimpin Baru Indonesia Tumbuhkan Kepercayaan Pebisnis
MuhammadPerkasa Al Hafiz
22 Januari 2015
British Chamber of Commerce Indonesia (BritCham) meluncurkan hasil risetnya mengenai pandangan dari para eksekutif senior perusahaan-perusahaan Inggris dan perusahaan Inggris yang berbasis di Indonesia terkait pemerintahan baru Indonesia pada dunia bisnis. Hasil temuan ini dirangkum dalam Business Confidence Index 2014 (BCI 2014) atas arahan European Chamber of Commerce (EuroCham).
BCI 2014 memaparkan pandangan dari perusahaan-perusahaan anggota dari Kamar Dagang yang turut berpartisipasi dalam berbisnis di Indonesia. Bermitra dengan German-Indonesian Chamber of Industry and Commerce (EKONID), Indo-French Chamber of Commerce & Industry (IFFCI), Indonesian Netherlands Association (INA), riset ini menunjukan peningkatan kepercayaan dari proyeksi tahun sebelumnya.
Riset ini melibatkan Manajemen senior dan CEO dari 206 afiliasi bisnis Inggris dan Eropa di Indonesia yang diambil dari berbagai sektor bisnis. Diantaranya, Agrikultur, Perikanan dan Perhutanan; Energi & Sumber Daya Alam; Infrastruktur & Konstruksi; Properti; Hospitality, Travel & Tourism; Perbankan, Pembiayaan, & Asuransi ; Education; Retail/ Consumer Goods (makanan & minuman, farma & kosmetik); Kimia; serta Jasa. Riset ini berlangsung pada 29 Oktober – 12 Nopember 2014.
Hasil riset menyatakan, 76% dari pelaku bisnis memiliki tingkat kepercayaan terhadap kepemimpinan baru di Indonesia dan komitmen pemerintah untuk reformasi ekonomi dan 71% yakin untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia. Keyakinan tersebut menumbuhkan komitmen dan optimisme para pelaku bisnis, seperti keyakinan terkait investasi, tenaga kerja (workforce), pendapatan, dan profit. Hal ini dilaporkan langsung oleh Chairman British Chamber of Commerce Indonesia Adrian Short di Hotel Intercontinental Midplaza Sudirman beberapa waktu lalu.
“Indonesia menunjukan iklim bisnis yang positif. Iklim bisnis di Indonesia pada tahun ini menjadikan Indonesia menjadi destinasi favorit berinvestasi. Kami akan mendukung pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin hadir pada tahun ini. Salah satu tantangannya adalah respons Pemda yang menurut 48% investor kurang suportif kepada investor asing,” ujar Adrian di hadapan H.E Moazzam Malik, Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia dan Ketua BKPM Franky Sibarani.
Dari sisi investasi, 53% pebisnis akan menambah investasinya di Indonesia pada 12 bulan ke depan. 42% akan mempertahankan tingkat investasinya, dan 3% akan menurunkan tingkat investasinya di Indonesia. Di sisi kedua mengenai ketenagakerjaan, 61% pebisnis akan menambah tenaga kerja mereka dalam 12 bulan ke depan dan 30% akan mempertahankan pada level yang sama. Untuk respons negatif, ditemukan hanya 7% pebisnis yang akan mengurangi tenaga kerjanya di Indonesia.
Sementara, di sisi keyakinan mereka akan pendapatan, 76% meyakini pendapatannya akan meningkat, 19% stagnan, dan 2% menurun pada 12 bulan ke depan. Dari segi profit, 67% yakin akan meningkatkan profit mereka, 23% mempertahankan profitnya, dan 7% psimistis profitnya akan naik dalam 12 bulan ke depan. Dapat disimpulkan, pada tahun ini Indonesia akan semakin ramai akan investor dari Eropa dan Inggris.
Menanggapi hasil riset tersebut, Franky mengatakan tahun ini Indonesia akan melakukan improvisasi sistem investasi di Indonesia. Salah satunya, kemudahan dan kecepatan dalam hal birokrasi untuk investasi langsung (FDI) di Indonesia. Pemerintah juga segera menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), termasuk perizinan di daerah yang akan disatukan di BKPM.