Britney Spears Pernah Lakukan Aborsi, Apakah Berbahaya?

marketeers article
Britney Spears dan Justine Timberlake (Foto: Getty Images)

Britney Spears baru-baru ini mengungkapkan kejadian kelam ketika berpacaran dengan Justin Timberlake pada tahun 2000-an lalu. Pelantun Everytime itu mengaku pernah melakukan aborsi usai mengetahui dirinya hamil.

Fakta tersebut terkuat dalam buku memoar berjudul The Woman in Me yang bakal terbit pada 24 Oktober. Spears sebetulnya tidak ingin menggugurkan kandungannya. Namun, pada akhirnya tetap dilakukan karena Timberlake belum siap menjadi ayah.

“Itu adalah sebuah kejutan, tapi untukku, itu bukan tragedi. […] Justin tidak senang dengan kehamilanku. Ia bilang kami belum siap memiliki bayi karena masih terlalu muda,” ujarnya, dikutip dari People, Kamis (19/10/2023).

Spears bahkan mengatakan hingga saat ini masih menyesali keputusannya. Baginya, tindakan aborsi tersebut merupakan salah satu peristiwa paling menyakitkan yang pernah dialami dalam hidupnya.

BACA JUGA: Bruce Willis Idap Demensia Frontotemporal, Apa Itu?

Aborsi sendiri merupakan prosedur yang cukup lazim di Negeri Paman Sam. Meski begitu, bukan berarti menggugurkan kandungan dengan sengaja ini adalah tindakan yang aman dan sama sekali tidak membahayakan kesehatan.

Melansir Alodokter, aborsi berisiko tinggi menyebabkan komplikasi yang lantas berujung pada masalah kesehatan lainnya. Berikut ulasan selengkapnya:

Perdarahan

Salah satu risiko yang sering terjadi setelah aborsi adalah perdarahan berat melalui vagina. Aborsi kehamilan di bawah 13 pekan memiliki risiko perdarahan yang lebih kecil dibandingkan kehamilan yang usianya sudah di atas 20 pekan.

Perdarahan berat juga lebih berisiko terjadi jika masih ada jaringan janin atau ari-ari yang tertinggal di dalam rahim setelah aborsi. Guna menanganinya, diperlukan transfusi darah dan tindakan kuret untuk mengangkat sisa jaringan.

Infeksi Rahim dan Vagina

Infeksi merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi akibat aborsi. Kondisi ini biasa ditandai dengan demam, muncul keputihan yang berbau, nyeri hebat di area panggul, bahkan sepsis yang bisa meningkatkan risiko kemandulan.

BACA JUGA: Belajar dari Kasus Mahasiswa Unnes, Sadari 5 Tanda Bunuh Diri

Pada kasus yang lebih berat, aborsi juga menyebabkan kerusakan pada rahim dan vagina. Kerusakan ini bisa berupa lubang maupun luka berat pada dinding rahim, leher rahim, serta vagina.

Masalah Psikologis

Bukan hanya masalah fisik, tindakan aborsi juga bisa memicu trauma psikologis, seperti malu, stres, cemas, hingga depresi. Hal ini disebabkan adanya rasa bersalah sudah menghilangkan nyawa janin dalam kandungan.

Itulah sederet efek samping dari aborsi, sebagaimana yang pernah dilakukan Britney Spears. Mengingat efeknya cukup membahayakan kesehatan, sebaiknya jangan sekali-kali mencoba prosedur ini.

Bila terpaksa harus menggugurkan kandungan karena masalah medis, pastikan Anda sudah mendapat arahan yang jelas dari dokter. Semoga bermanfaat!

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS