Bruno Mars mengejutkan penggemar musik dengan kolaborasinya bersama Rose BLACKPINK dalam lagu APT. Terlebih lagi, sang musisi yang sepanjang kariernya terkenal dengan karya berbahasa Inggris, kini menyerukan kata “geonbae” yang merupakan frasa bahasa Korea.
Dalam musik video itu, Bruno terlihat menikmati somaek—campuran khas soju dan bir—sambil berteriak “Geonbae, geonbae!” sebagai tanda bersulang. Tidak sedikit pendengar, terutama yang belum familier dengan budaya Korea, mempertanyakan arti dari kata tersebut.
Melansir Word Hippo, “geonbae” secara harfiah berarti “gelas kosong.” Namun, istilah ini sering digunakan sebagai ajakan untuk bersulang, setara dengan istilah “bottoms up!” atau “cheers!” di budaya Barat.
BACA JUGA: Setelah Love in the Big City, Nam Yoon Soo Bakal Bintangi Film Thriller
“Geonbae” bukan sekadar kata, melainkan bagian dari etiket minum yang sarat makna di Korea. Budaya minum soju di Negeri Ginseng mengedepankan kebersamaan dan penghormatan, yang tercermin dalam tata cara minum yang melibatkan setiap orang di meja.
“Geonbae” dalam Budaya Minum
Saat minum soju, ada aturan tidak tertulis bahwa seseorang harus menuangkan minuman untuk orang lain, khususnya bagi yang lebih tua atau dihormati. Mereka harus menuang dan menerima minuman itu menggunakan kedua tangan, sebagai tanda sopan santun.
Kemudian, orang yang menerima soju tersebut harus memutar badan sedikit atau menunduk. Hal ini dilakukan supaya tidak menatap langsung orang yang menuangkan minuman, terutama pada putaran pertama.
BACA JUGA: 5 Drama Korea Tayang November 2024, Ada Drama Baru Ji Chang Wook
Sebelum menenggak minuman, orang-orang tersebut akan menyerukan kata “geonbae” sembari menabrakkan bibir gelas satu sama lain dengan pelan, atau diiringi sorakan riuh. Setelah ajakan “geonbae” dan minuman pertama, suasana biasanya menjadi lebih santai.
Orang-orang yang terlibat dalam acara minum itu kemudian mulai berbincang sambil menyesap soju secara perlahan. Budaya minum soju ini mencerminkan semangat kebersamaan dan penghormatan yang tinggi dalam interaksi sosial di Korea.
Editor: Ranto Rajagukguk