Selain melakukan penjualan lahan properti secara beli-putus, pengembang properti juga mencari cara untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pendapatan berulang atau recurring income. Pasalnya, ketika bank lahan milik pengembang telah habis, perusahaan masih bisa mengelola aset propertinya lewat skema tersebut.
Ekspansi pun dilakukan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) untuk meningkatkan recurring income perseroan. Saat ini, porsi recurring income bagi pendapatan BSD masih 17%. Pihaknya menargetkan bisa mencapai 25% dalam lima tahun ke depan.
Selain mengandalkan pendapatan sewa dari serviced apartemen dan pusat belanja, Sinarmas Land tengah masif bermain di sektor ruang sewa perkantoran. Perusahaan baru saja mengambilalih 13 lantai Bakrie Tower seluas 17.000 m2 dari total 50 lantai.
Rata-rata harga sewa lahan di gedung milik pengusaha Aburizal Bakrie itu senilai Rp 300.000 per m2 per bulan. Tingkat okupansi masih terbilang rendah, atau sebesar 23%. Lewat akuisisi ini, BSD berharap dapat meningkatkan okupansi menjadi 80%-90% pada tahun 2019.
Selain itu, pada akhir tahun lalu, BSD juga mengakuisisi satu menara perkantoran bertajuk MSIG Tower seluas 68.525 m2 yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Harga sewa yang dirilis adalah sebesar Rp 260.000 per m2 per bulan.
Hermawan Wijaya, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk mengatakan, tujuan dari akuisisi di atas adalah untuk menambah portofolio pendapatan berulang perusahaan. “Kami yakin dukungan pendapatan berulang yang besar membuat kami dapat menjaga pertumbuhan kinerja di masa depan,” tutur dia.
Untuk mendukung target dan rencana ekspansi tersebut, BSDE menyiapkan belanja modal senilai Rp 4 triliun pada tahun ini.