Berangkat dari mimpi besar membawa PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) menjadi top of mind di Asia Pasifik, Budi Satria Dharma Purba menjadi sosok penting di balik pertumbuhan bisnis Telin. Bagaimana tidak, Chief Commercial Officer Telin ini berhasil menangkis stigma-stigma lama BUMN melalui inisiatif-inisiatif cerdasnya dan memimpin Indonesia bertransformasi menjadi international digital hub.
Di balik sosok yang cukup nyeleneh, pria yang akrab disapa Busat ini mencatatkan begitu banyak prestasi dalam memimpin Telin. Tak hanya penghargaan di dalam negeri, Telin berhasil menyabet sejumlah penghargaan internasional sekelas Carriers World Awards selama tiga tahun berturut-turut sejak 2016 sebagai “Best Wholesale Carrier (Regional)”.
Tak hanya itu, proyek kabel Telin untuk South East Asia Cable to US (SEA- US) dan Asia America Gateway (AGG) dinobatkan sebagai Project of the Year oleh Carriers World Awards dan Asia Communication Awards di Singapura. Bahkan, total panjang kabel Telin saat ini bisa dianalogikan telah lima kali mengelilingi dunia.
Ada satu kalimat dari seorang tokoh hebat yang masih diingat Busat. Ya, sosok Arief Yahya, mantan CEO Telin yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata. “Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menciptakan pemimpin yang lebih baik dari dirinya.” Kalimat ini menjadi pemacu semangat bagi Busat untuk mencetak pemimpin-pemimpin hebat lain dan menjadikan Telin sebagai pintu gerbang Indonesia menguasai pasar dunia.
Dalam kepemimpinannya, Busat dikenal cukup ‘gila’ ketika berbicara soal angka. Pemikiran-pemikirannya super out of the box dan mimpi yang ingin dicapai begitu tinggi.
“Awalnya banyak yang pesimistis ketika saya mengatakan ingin menjadikan Indonesia sebagai international digital hub. Banyak yang bertanya bagaimana kita membuat operasional yang efisien karena margin yang diperoleh dari bisnis hub begitu kecil,” cerita Busat. Namun ternyata, Busat mampu menjadikan inisiatif ini sebagai salah satu driver terbesar dari revenue Telin.
“Sejujurnya tahun ini saya hanya ditargetkan untuk tumbuh 12%. Namun, lagi-lagi saya memang gila ketika bicara soal angka. Hingga hari ini, pertumbuhan Telin sudah mencapai 41% year to date. Dulu, tidak ada yang percaya, sekarang semua orang percaya,” ujar Busat.
Secara total, kontribusi Telin bagi bisnis Telkom di tahun ini mencapai Rp 5,6 triliun.
Ada alasan besar yang mendasari rasa optimisme Busat. Yaitu melihat China, Amerika Serikat, dan India yang leading di sektor ini, semua memiliki latar belakang jumlah populasi yang begitu besar. “Jadi, apa bedanya dengan Indonesia?” katanya.
Busat melihat Indonesia tak perlu lagi menginduk ke negara asing dengan populasi yang jauh lebih sedikit. Sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk mencapai 260 juta orang dan pengguna internet terbesar keempat di dunia, Indonesia harus sadar untuk mulai bertransformasi menjadi international digital hub. Dan, semua ini diawali dengan membangun konektivitas.
Seperti sebuah bandara, Busat menganalogikan konektivitas sebagai jalur pesawat, dan data center sebagai bandaranya. “Setelah memiliki konektivitas atau jalurnya, kita harus memiliki bandara yang bagus agar orang lain mau menjadikan ini sebagai hub. Lantas, di mana letak bisnisnya? Bisnisnya bukan di sini, melainkan pada transaksi yang begitu besar,” katanya. “Seperti di dunia penerbangan, bisnis bukan sekadar dari maskapai semata. Ada banyak turunan, mulai dari shopping, hotel, akomodasi, dan lain-lain. Demikian pula dengan industri ini.”
Taktik Cermat ala Busat
Ada sejumlah strategi yang dilakukan Busat dalam memimpin Telin. Hal utama yang menjadi pekerjaan rumah adalah membenahi sumber daya manusia di dalam Telin. Kuncinya, mengambil beberapa katalis masuk ke dalam tim. Busat tak jarang merekrut sejumlah profesional yang memang telah berkecimpung di pasar global sebagai key people. Tak jarang, isu cross culture kerap ia hadapi. Namun seiring berjalan waktu semua bisa teratasi.
Telin tak jarang mengikutsertakan manajemen mereka untuk bergabung menjadi pembicara dalam event besar. Cara ini digunakan untuk menunjukkan Telin sebagai market leader di industri ini.
Angin segar kedua yang tak kalah menarik adalah inisiatifnya dalam meluncurkan BATIC (Bali Annual Telkom International Conference). Ajang tahunan yang mempertemukan banyak carriers, customers, bahkan kompetitor Telin ini bukan sekadar dikemas sebagai conference biasa. Di sini, para pengunjung akan ditemani secara langsung oleh masing-masing Account Manager Telin, one by one.
Busat melihat, dalam sebuah konferensi para tamu tidak benar-benar dilayani secara langsung. Tidak ada personal touch. Pengalaman ini yang ingin diberikan Telin untuk mengasosiasikan kepada para pengunjung bagaimana layanan yang akan mereka terima ketika menjadi customer Telin.
“Event tersebut benar-benar kami bungkus untuk menunjukkan bagaimana layanan yang akan mereka dapatkan jika menjadi customer Telin. Hal-hal yang berkaitan dengan value proposition Telin, kami masukkan ke sana sehingga ada journey experience yang bisa didapatkan,” kata Busat. Tahun ini, ada sekitar 350 tamu dari berbagai negara. Harapannya bakal ada 500 tamu yang datang pada tahun depan.
Core bisnis terbesar Telin memang ada pada lini B2B. Tak dipungkiri, word of mouth dapat menjadi key strategy Telin untuk memperkuat jaringan customer mereka. Busat mengaku telah memetakan sejumlah area untuk dapat terikat erat dengan para customer di setiap proses value chain tersebut. Selain bermain di lini digital seperti melalui e-catalog, newsletter, email, website, dan media sosial; Telin juga bermain di area physical touchpoint.
Telin sudah masuk ke 25 negara, namun hanya 10 negara yang memiliki kantor fisik. Sisanya, Telin memiliki representatif yang kuat di masing-masing negara ekspansi untuk dapat memasarkan dan melayani kebutuhan para klien Telin.
Di bawah kepemimpinan Busat dan deretan direksi lain, Telin kini dapat memperluas portofolio bisnis mereka di bisnis wholesale, connectivity, data center, hingga mobile service. Dan tentunya Telin akan terus melebarkan sayap bisnis perusahaan dalam negeri ke pasar Asia Pasifik, Eropa dan MEA, hingga Amerika Serikat.
Busat ingin mengantarkan Telin meraih porsi pertumbuhan revenue global mencapai 79% dan mendapat pengakuan di pasar internasional. Segala prestasi itulah yang mengantarkan Busat meraih Best Industry Marketing Champion 2018 dari sektor telekomunikasi.