PT Balmer Lawrie Indonesia sebagai produsen pelumas oli dan gemuk (grease) tengah membangun mesin penghasil uang baru. Melalui diversifikasi produk, perusahaan meluncurkan grease LICOM EP 3 dalam bentuk kemasan pouch 100 gram dan 200 gram dengan merek Balmerol. Upaya ini menjadi langkah awal mereka untuk memasuki pasar ritel, bengkel-bengkel kecil, dan konsumen rumah tangga.
“Saat ini, kami tengah membangun ekuitas merek agar semakin dikenal sebagai produsen pelumas berkualitas. Jika selama ini kami memproduksi untuk kebutuhan industri dan brand lain (white label), kini kami masuk ke pasar ritel,” jelas Takwa Fuadi Samad, Direksi PT Balmer Lawrie Indonesia dalam sebuah diskusi mengenai dukungan terhadap pembatasan impor di Jakarta, Selasa, (17/12/2019)
Soal produksi, Balmerol telah memiliki pabrik kapasitas yang cukup besar. Hanya sedikit material yang masih diimpor dari negara lain. Menurut Takwa, kapasitas produksi pelumas di dalam negeri sendiri masih sangat mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun faktanya, negara masih mengimpor hampir setengah dari kebutuhan dalam setahun.
“Perkembangan industri pelumas, saat ini kapasitasnya mencapai 2 juta liter, dengan 44 perusahaan di dalamnya. Namun, dari total tersebut, masih di bawah 1 juta liter yang diproduksi dalam negeri. Impor pelumas kita terbesar dari Singapura dan Jepang,” tutur Muhammad Khayam, Dirjen Industri, Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Untuk masuk ke pasar ritel, Balmerol terus memperkuat jaringan distribusi melalui kemitraan dengan bengkel-bengkel dan peritel lain, seperti Indomaret dan Alfamart.
“Permintaan pasar akan produk yang minimalis dan harga terjangkau, dan sedikitnya persaingan di sektor ini, meyakinkan kami mengeluarkan kemasan pouch ini. Harapannya, ini bisa menjadi mesin pertumbuhan baru bagi perusahaan,” pungkas Takwa.
Editor: Eko Adiwaluyo