PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran kinerja keuangan yang masih merugi. Secara historis, pada kuartal III tahun 2024 , perseroan mendapatkan hasil yang terburuk dalam setahun yang disebabkan oleh seasonalitas bisnis baik pada divisi online to offline (O2O) dan juga marketplace.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, pendapatan hingga kuartal III memang naik 2% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 3.400 miliar. Namun, secara keseluruhan perusahaan masih terus merugi.
BACA JUGA: Bukalapak: Micro dan Nano Influencer Paling Memengaruhi Keputusan Pembelian
Secara umum, perolehan EBITDA pada kuartal III menjadi 68 miliar dan EBITDA yang disesuaikan tumbuh 55% menjadi -Rp 193 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Adapun EBITDA yang disesuaikan pada kuartal III tahun ini masih negatif di angka -Rp 168 miliar yang mana tidak sejalan dengan target profitabilitas pada tahun 2024.
Willix Halim, Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak menjelaskan dalam tiga tahun terakhir pasar telah berubah secara signifikan, begitu pula dengan dinamika persaingan. Meskipun terdapat pertumbuhan total payment volume (TPV) dan pendapatan pada masa lalu, biaya operasional telah meningkat melebihi kontribusi pendapatan di berbagai segmen bisnis.
BACA JUGA: Bukalapak Bergabung dalam Kampanye Kurangi Limbah Makanan
Dengan begitu, perseroan harus mengambil langkah berani untuk menyelamatkan bisnis. Dia juga mengeklaim telah berupaya untuk fokus pada optimalisasi operasional dan menjaga disiplin keuangan guna menghadapi tantangan ini.
Kendati demikian, tidak disebutkan secara pasti berapa jumlah karyawan yang rencananya akan terkena PHK.
“Restrukturisasi ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja di berbagai bisnis yang akan dilaksanakan dalam dua kuartal mendatang,” kata dia melalui keterangan resmi, Jumat (1/11/2024).
Menurutnya, hasil kinerja pada kuartal III menunjukkan perseroan masih belum bisa berhasil membalikkan tren ini di beberapa bisnis. Hal ini tidak sejalan dengan strategi jangka panjang perusahaan untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Willix menyebut guna meraih hasil positif, perseroan akan melakukan perubahan dalam pendekatan operasional dan segmen bisnis yang akan difokuskan ke depannya. Bukalapak telah mengevaluasi kembali prospek beberapa segmen bisnis dan memutuskan bahwa restrukturisasi diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
Berdasarkan pertimbangan ini, Bukalapak memutuskan untuk berfokus pada bisnis inti berikut mitra Bukalapak, gaming, investment, dan sejumlah layanan di ritel.
“Bukalapak telah melakukan berbagai upaya terbaik namun kerugian dan tantangan industri yang dialami oleh masing-masing segmen usaha dan anak perusahaan selama tiga tahun terakhir telah mendorong manajemen untuk mempertajam kembali fokus kami kepada bisnis inti tertentu,” ujarnya.
Meskipun akan terjadi PHK massal, dalam enam bulan ke depan, Willix menjamin kegiatan operasional perusahaan akan berjalan seperti biasa dan tidak ada perubahan kegiatan di segmen bisnis inti. Ke depannya, Bukalapak akan menjalankan dan mengembangkan segmen bisnis intinya dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien.
“Tujuannya untuk memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan dan pemegang saham BUKA,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk