Bukalapak: Micro dan Nano Influencer Paling Memengaruhi Keputusan Pembelian

marketeers article
Bukalapak Online Shopping dev app on Smartphone screen. Bukalapak is a freeware web browser developed by PT Bukalapak.com. BEKASI, WEST JAVA, INDONESIA. DECEMBER 4, 2020

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengeklaim micro-influencers dan nano-influencers paling memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hal ini lantaran kedua influencer tersebut memiliki kedekatan emosional yang lebih baik dengan pengguna Bukalapak.

Sebagai informasi, micro-influencers adalah orang-orang berpengaruh dengan jumlah pengikut 10.000 hingga 100.000 akun. Adapun nano-influencers memiliki jumlah pengikut sebanyak 1.000 hingga 10.000 akun.

BACA JUGA: Penggunaan Influencer di E-Commerce Tingkatkan 30% Penjualan

Ambrosia Tyas, AVP of Brand Marketing Bukalapak menjelaskan secara efektivitas penggunaan strategi influencer marketing mampu mendorong penjualan sebesar 20-30%. Agar influencer marketing lebih optimal dalam mendorong penjualan, brand perlu memperkuat kualitas konten dan strategi kampanye.

“Tipe influencer yang paling banyak memengaruhi keputusan pembelian di Bukalapak adalah micro-influencers dan nano-influencers. Mereka biasanya memiliki pengikut yang lebih sedikit, tetapi memiliki hubungan yang lebih personal dan autentik dengan audiens,” kata Ambrosia kepada Marketeers, Kamis (20/6/2024).

BACA JUGA: Bukalapak Bergabung dalam Kampanye Kurangi Limbah Makanan 

Menurutnya, kekuatan dari keduar tipe influencer tersebut datang dari sisi hubungan personal dengan konsumen. Dengan demikian, ulasan-ulasan yang dilakukan terhadap sebuah produk efektif secara langsung terhadap keputusan pembelian.

“Pengikut mereka cenderung lebih percaya dan terlibat dengan rekomendasi yang diberikan, karena merasa lebih dekat dan terhubung secara emosional,” ujarnya.

Di sisi lain, Ambrosia membeberkan terkait dengan lanskap konten pemasaran yang sedang tren dilakukan influencer di Bukalapak. Dia bilang pada tahun 2024 lanskap konten pemasaran sekarang lebih terfokus pada personalisasi, interaktivitas, dan autentisitas.

Agar konten lebih menarik, dia menyarankan brand bisa memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) untuk menganalisis data dan memahami preferensi konsumen secara lebih mendalam.

“Kami juga melakukan pengembangan konten pemasaran dan influencer dalam bentuk afiliasi program berupa kode voucher khusus yang diumumkan oleh influencer ke audience-nya melalui kanal media sosial, pengembangan kreasi konten, dan host live shopping,” ujarnya.

Dari sisi konten di Bukalapak, kata Ambrosia, influencer lebih banyak menggunakan review produk untuk menarik pelanggan. Bentuknya berupa video atau posting-an yang memberikan ulasan mendalam.

Selain itu, ada pula konten tutorial dan how-to yang menunjukkan cara penggunaan produk secara praktis. Termasuk pula User-Generated Content UGC) atau membagikan konten yang dibuat oleh pengguna lain untuk meningkatkan kepercayaan.

Live streaming atau sesi langsung yang memungkinkan interaksi real-time dengan pengikut juga cukup banyak disenangi oleh influencer maupun pengguna Bukalapak,” tutur Ambrosia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS