Bukan Daging Kucing, Tanaman Ini yang Justru Bisa Jadi Obat Diabetes

marketeers article
Kumis kucing (Foto: 123rf)

Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan pengakuan seorang pemilik kos di Semarang. Ia mengaku mengonsumsi daging kucing karena dipercaya dapat menurunkan kadar gula darah akibat diabetes yang diidapnya.

Keyakinan bapak tersebut sejatinya tidak berdasar, sebab tak ada penelitian yang membuktikan kalau daging kucing memang efektif mengobati diabetes. Adapun panganan yang diyakini dapat menurunkan kadar gula darah ialah tanaman kumis kucing.

Tanaman bernama ilmiah Orthosiphon stamineus itu telah lama dipercaya memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian ilmiah modern pun mengungkap mekanisme di balik klaim ini dan menunjukkan hasil yang menjanjikan.

BACA JUGA: Viral Makan Daging Kucing untuk Diabetes, 3 Bahaya Ini Justru Mengancam

Kumis kucing memiliki khasiat sebagai antiradang, antioksidan, antibakteri, dan antidiabetes. Khasiat tersebut berasal dari berbagai kandungan senyawa alami di dalamnya, yang meliputi flavonoid, triterpenoid, fenolik, sinensetin, eupatorin, glikosida, dan saponin.

Benarkah Kumis Kucing Bisa Obati Diabetes?

Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Pharmaceutics (2023) membuktikan bahwa ekstrak kumis kucing terbukti efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetes yang diuji coba. 

Ekstrak ini bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas GLUT4, yaitu protein transporter yang berperan dalam penyerapan glukosa oleh sel otot. Peningkatan aktivitas GLUT4 memungkinkan sel untuk mengambil lebih banyak glukosa dari darah, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.

BACA JUGA: Bikin Diet Sukses, Ini Waktu yang Tepat untuk Menimbang Berat Badan

Selain itu, penelitian lain yang dipublikasikan oleh Journal of Medicinal Food (2012) menemukan bahwa kumis kucing memiliki kandungan fitokimia, seperti flavonoid dan asam fenolat yang berperan sebagai antioksidan. Sifat antioksidan ini penting karena dapat mengurangi stres oksidatif, yang sering kali dikaitkan dengan komplikasi diabetes. 

Pengurangan stres oksidatif ini secara tidak langsung dapat membantu dalam pengelolaan kadar gula darah. Meski hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan potensi yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa itu sebagian besar masih dalam tahap awal dan dilakukan pada hewan. 

Untuk itu, penggunaan kumis kucing untuk menurunkan gula darah sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan. 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS