Bukan Dampak Vaksin COVID-19, Begini Penularan Mpox Menurut Ahli

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Mpox alias cacar monyet yang belakangan ini menghebohkan Indonesia telah memicu berbagai kekhawatiran, termasuk membuat segelintir keyakinan keliru bertebaran. Salah satunya terkait anggapan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh vaksin COVID-19.

Koordinator Prodi Pendidikan Profesi Dokter Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dr. Nieke Andina Wijaya menegaskan bahwa Mpox tidak terkait dengan vaksin COVID-19. Ia mengatakan penyakit ini menular melalui sejumlah mekanisme.

“Penularan virus cacar monyet terjadi melalui mekanisme yang berbeda. Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka pada kulit, saluran pernapasan, atau selaput lendir seperti mata, hidung, dan mulut,” kata Nieke, dikutip dari laman unesa.ac.id, Selasa (10/9/2024).

BACA JUGA: Ketahui Alasan Anak-Anak Lebih Rentan Tertular Mpox

Nieke pun menjelaskan bahwa penularan virus cacar monyet bisa terjadi melalui berbagai cara, termasuk kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Ini juga dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi cairan tubuh penderita, seperti pakaian atau tempat tidur.

Selain itu, Mpox juga bisa ditularkan saat berhubungan seks dengan penderita. Meski demikian, Nieke kembali menegaskan bahwa virus tersebut bukan bukan penyakit infeksi menular seksual (IMS).

“Virus bisa ditemukan dalam air mani dan cairan tubuh lainnya, namun penularan tidak terbatas pada aktivitas seksual. Virus juga bisa menular melalui kontak kulit ke kulit atau melalui benda yang telah terkontaminasi,” ujarnya.

BACA JUGA: Rahasia YouTuber Nikocado Avocado Turun 113 Kg usai 7 Bulan ‘Hilang’

Tips Mencegah Penularan

Sementara itu, mengurangi risiko penularan cacar monyet memerlukan langkah-langkah yang sederhana namun efektif. dr. Rahmantio Adi, dokter yang juga menyoroti penyakit Mpox, lantas menegaskan sejumlah hal.

Ia menekankan akan pentingnya mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer berbasis alkohol. Terutama, usai bersentuhan dengan permukaan yang mungkin terkontaminasi.

Bukan hanya bagian tubuh yang dijaga, tetapi juga benda-benda di lingkungan sekitar. Dokter yang akrab disapa Tio itu mewanti-wanti agar lingkungan sekitar juga dijaga kebersihannya dengan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh.

“Lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh, peralatan, dan lingkungan yang mungkin terkontaminasi untuk mencegah penyebaran virus,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS