Bukan Functional Benefit, Ini yang Jamak Dicari Konsumen Mobil Listrik di ASEAN
Brand otomotif Nissan baru saja mengumumkan hasil studi edisi kedua mereka bersama perusahaan riset global Frost & Sullivan. Studi ini banyak menggali karakter dari konsumen Asia Tenggara terhadap produk kendaraan listrik. Salah satu temuan yang menarik adalah soal keuntungan/benefit yang dicari oleh calon konsumen mobil listrik.
Seperti yang kita ketahui, umumnya para brand akan menyajikan functional benefit dan emotional benefit saat mengembangkan sebuah produk. Besaran porsi yang ditawarkan dari keduanya pun sangat tergantung oleh segmen pasar yang dituju. Perbedaan karakter dari setiap konsumen menjadi latar belakang para brand untuk menentukan benefit apa yang akan diunggulkan dibanding benefit lainnya.
Bertajuk The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia, Nissan menemukan bahwa emotional benefit lebih banyak menjadi alasan konsumen di Asia Tenggara saat memilih produk kendaraan listrik.
Riset konsumen di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Singapura ini mengungkapkan bahwa hampir 80% konsumen kendaraan listrik mencari mobil listrik karena alasan emosional. Dan hanya 23% yang mencari functional benefit dari kendaraan listrik seperti biaya operasional yang lebih murah.
“Menurut riset ini, dua dari tiga masyarakat di wilayah ini akan mengadopsi kendaraan listrik ke dalam kehidupan mereka. Faktor fun to drive pun menjadi salah satu daya tarik kendaraan listrik,” ujar Isao Sekiguchi, Regional Vice President, Nissan ASEAN dalam webinar Nissan FUTURES – Electrification and Beyond, Kamis (2/4/2021).
Sementara konsumen yang mencari emotional benefit terbagi lagi menjadi dua segmen konsumen. Pertama, konsumen yang memiliki ketertarikan soal persoalan lingkungan. Disebut sebagai konsumen environmentalist (38%), konsumen ini menjadikan faktor kendaraan yang ramah lingkungan sebagai alasan mereka membeli mobil listrik.
Kedua adalah konsumen yang disebut oleh riset ini sebagai trendy enthusiast (39%). Bagi konsumen ini, kecanggihan, fesyen, dan kemajuan teknologi menjadi pertimbangan mereka untuk membeli mobil listrik.
Temuan ini pun seiring dengan bertumbuhkan minat konsumen terhadap kendaraan listrik. “Hampir dua pertiga (64%) responden di seluruh Asia Tenggara mengatakan bahwa mereka lebih mempertimbangkan kendaraan listrik dibandingkan lima tahun lalu,” ujar Vivek Vaidya, Associate Partner, Senior Vice President, Intelligent Mobility Frost & Sullivan Asia Pasific.
Menariknya lagi, 66% konsumen di seluruh wilayah ini percaya bahwa mereka pasti akan memakai mobil listrik sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam waktu dekat.
Dan, 50% pemilik kendaraan non-listrik di Indonesia menyatakan bahwa mereka pasti akan mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai pembelian mobil berikutnya dalam tiga tahun ke depan.
Dampak positif terhadap lingkungan dan teknologi keselamatan menjadi faktor utama bagi masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan kendaraan listrik.