Bukan Turis Asing Yang Jadi Raja Bagi Perhotelan Bali

marketeers article

Target Remerintah RI menggenjot 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2020, rupanya tidak begitu seksi di mata pemain perhotelan. Accorhotels justru melihat pasar wisatawan nusantara (wisnus) sebagai backbone bisnis hospitality di Indonesia.

Kementerian Pariwisata mencatat, wisatawan nusantara berhasil mengadakan perjalanan sebanyak 264 juta pada tahun 2017 dengan pengeluaran sekitar Rp 241,08 triliun. Berkaca pada angka ini, sebenarnya cukup bagi pemain perhotelan untuk meraup untung.

Bali memang menjadi primadona bagi kunjungan wisatawan mancanegara, di mana sekitar 5,7 juta warga asing bertandang ke Pulau Dewata ini. Namun, jika ditelisik, market terbesar perhotelan di Bali justru berasal dari tamu-tamu domestik.

“Jika kita flashback 10-15 tahun lalu, 70% tamu hotel di Bali adalah wisman. Namun sekarang, angkanya terbalik. 70% datang dari wisnus, sisanya baru wisman,” ujar Rio Kondo, Vice President Development & Executive Director Accorhotels Indonesia-Malaysia di Raffles Hotel, Rabu, (4/4/2018).

Itu berarti bahwa masyarakat Indonesia kelas menengah yang menghabiskan uang untuk berpelesir semakin besar. Karenanya, 75% dari portoflio properti Accor di Indonesia berasal dari hotel segmen mid-scale dan economy seperti Novotel, ibis, dan Mercure.

Namun, Accorhotels yang telah beroperasi sejak 25 tahun silam di negara ini agak berhati-hati untuk mengelola hotel baru di kawasan Bali. Saat ini, dari 115 hotelnya di Indonesia, 21 hotel berada di pulau tersebut.

Di sana pula, sudah ada sepuluh hotel Accor yang sedang dalam tahap pipeline atau perencanaan pembangunan. “Kami melihat Bali sudah mengarah oversupply, jadi kami pikir-pikir kembali membangun hotel di sana,” terang dia.

Sementara di Jabodetabek, potensi pembangun hotel baru malah lebih terbuka. Rio menganggap, di Jakarta saja, dari 32 hotel yang diperasikan saat ini, pihaknya masih yakin dapat membuka hingga 60 hotel.

“Saya melihat masih ada peluang pembangunan hotel di Jakarta. Masih banyak ruas area di ibu kota yang kosong dari keberadaan hotel berbintang,” tambah dia.

Accorhotels berencana mengoperasikan 200 hotel hingga tahun 2020. Saat ini, sudah ada 94 hotel pipeline dengan 18.500 kamar yang sudah ditandatangani Accorhotels dengan para investor.

Adapun hotel-hotel yang akan dibuka antara lain, 43 hotel grup ibis, 23 hotel Mercure, 12 hotel Novotel, 4 hotel Grand Mercure, 1 hotel Swisstotel, 6 hotel Pullman, 3 hotel M Gallery, dan 2 hotel Sofitel.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related