Industri perbankan di mata Direktur Konsumer PT Bank Bukopin Tbk, Rivan Achmad Purwantono tetap menarik. Perubahan segmen yang terus berganti menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi sektor perbankan. Tidak hanya itu, kehadiran Financial Technology (Fintech) pun turut meramaikan kompetisi dunia perbankan yang kian terdisrupsi. Namun di tengah semua persoalan ini, Rivan meyakini dunia perbankan tidak akan punah.
“Industri perbankan tetap menarik, apalagi kalau kita lihat bahwa edukasi kepada masyarakat tidak henti-hentinya dilakukan oleh pemerintah dan perbankan, terlebih di sektor consumer. Kita mendengar sejumlah orang mengatakan bahwa industri perbankan akan musnah ketika semua komunitas bisa dengan bebas melakukan pinjam meminjam. Transaksi akan dilakukan tanpa bank. Namun, saya tidak yakin hal ini terjadi,” ungkap Rivan kepada Marketeers.
Pria yang telah berkiprah di sektor perbankan selama 25 tahun ini mengaku telah membuktikan bahwa Bank nyatanya tak akan musnah di era disrupsi.
“Ketika semua bisa membuka bisnis secara online, semisal fintech, mereka tidak memiliki acquiring management sebagaimana dimiliki oleh perbankan. Sebut saja bagaimana mengatur transaksi, mengalokasikan pembayaran satu sama lain dari setiap transaksi, dan sebagainya. Tiga bulan terakhir, saya menemukan beberapa partner, datang kepada kami, dan meminta untuk diajarkan. Tentu bisa, namun mereka harus memiliki sistem kerja dan berkolaborasi dengan bank.” ujar Rivan.
Hal ini yang membuat Rivan berpikir bahwa bank tidak akan ditinggalkan. Bagaimanapun, Rivan menambahkan, regulasi pengaturan transaksi tetap berada di perbankan. Peredaran uang, baik giral, kuartal, ataupun virtual harus diatur. Dan, ini adalah tugas perbankan.
“Perbankan itu dinamis. Pergeseran selalu terjadi dari waktu ke waktu dan bank tak pernah bicara soal periodik. Dibutuhkan metodologi, strategi, serta model bisnis baru dari internal maupun eksternal,” kata Rivan,
Yang jelas, Bank dikatakan Rivan harus lebih modern. Apalagi, untuk menarget generasi milennials, diperlukan produk yang mudah, modern, dan mengikuti kebutuhan mereka. “Kalau mereka polanya fancy, ya, kita harus fancy,” ujar Rivan.