Kredit Pintar, platform pinjaman online (pinjol) kembali menggelar program ‘Kelas Pintar Bersama’ seiring dicanangkannya Bulan Inklusi Keuangan (BIK) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Penyelenggaraan acara itu menggandeng para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Willy Apriando, Marketing Head Kredit Pintar menjelaskan antusiasmenya dalam menggelar Kelas Pintar Bersama. Dengan tema ‘Cuan Berlimpah dengan Strategi Bisnis yang Lincah’, UKM diharapkan makin berdaya saing dengan meningkatnya literasi dan inklusivitas keuangan lewat program ‘Kelas Pintar Bersama’.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Masuk 5 Negara dengan Inflasi Terendah
“Seperti kita ketahui bahwa UKM di wilayah ini terus bertumbuh. Terbukti mulai dari 2017 untuk wilayah Jawa Barat, Kredit Pintar telah mengucurkan pinjaman hingga mencapai angka Rp 8 triliun. Melihat hal tersebut, Kredit Pintar terus berkomitmen untuk terus berupaya merangkul dan mengedukasi komunitas dari berbagai lapisan masyarakat, untuk meningkatkan literasi dan inklusivitas keuangan, serta pemberdayaan UKM,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (15/10/2022).
Bertempat di Kanz Coffee and Eatery, Jalan Terusan Bojongsoang No. 112, Cikarees Baleendah, Bandung, Jawa Barat, Kelas Pintar dihadiri oleh sekitar 50 orang pelaku UKM. Para peserta begitu antusias menyimak pemaparan para pembicara yang terdiri atas Willy Apriando, Marketing Head Kredit Pintar, Marthani selaku Chief Operating Officer Marketeers, serta Boni Anggara, Owner Teh Ibu Indonesia.
BACA JUGA: Ekonomi 2023 Suram, Ini Cara Pemerintah Selamatkan UKM
Boni Anggara, Owner Teh Ibu Indonesia memastikan dalam memulai bisnis tak mungkin langsung berjalan mulus. Pasalnya, merintis usaha butuh dedikasi dan kerja keras.
“Untuk itu ada tiga hal dalam memulai bisnis, pertama kerja keras. Kedua, jangan ragu dalam memulai bisnis dan tentukan nama. Lalu yang ketiga, harus percaya diri dan jangan takut untuk bermimpi!” ujar pengusaha yang sebelumnya telah jatuh bangun menjajal banyak profesi.
Sementara itu, Marthani COO Markeeters mengakui permasalahan UKM dalam mengembangkan bisnis begitu besar. Namun, sebagian besar masih berkutat terkait permodalan, akses pasar, pemanfaatan teknologi, hingga pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengatur keuangan. Dalam hal ini seperti bagaimana mengawasi putaran arus kas, memisahkan akun usaha dengan akun pribadi, tepat waktu dalam membayar tagihan, mempersiapkan dana darurat, mengembangkan usaha meski perlahan, hingga bagaimana belajar ilmu keuangan. Jangan pernah menutup kemungkinan untuk mendapatkan ilmu baru khususnya soal keuangan yang memberikan manfaat bagi usaha yang Anda bangun,” ucap Marthani.
Willy Apriando menambahkan sesuai dengan prinsip inklusivitas, melalui ‘Kelas Pintar Bersama’ ini Kredit Pintar membuka akses seluas-luasnya sebagai solusi permodalan bagi UKM.
“Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta mendapatkan informasi mengenai akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang dapat digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan,” tutur Willy.
Hingga saat ini Kredit Pintar telah menyalurkan total pinjaman lebih dari Rp 28 triliun yang mana sekitar setengah nasabahnya, meminjam uang untuk tujuan modal usaha kecil atau pendidikan. Total peminjam sejak Kredit Pintar didirikan berjumlah 8.463.445 nasabah.
“Meskipun momen BIK hanya berlangsung di bulan Oktober setiap tahunnya, namun Kredit Pintar telah berkomitmen secara kontinu untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Terbukti sepanjang tahun 2022 Kelas Pintar Bersama sudah diadakan sebanyak lebih dari 10 kali di berbagai kota seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, bahkan dua kali di Bandung,” kata Willy.