Bupati Musi Banyuasin Optimistis Tingkatkan Nilai Tambah Kelawa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama dari sektor perkebunan di Kabupaten Musi Banyuasin. Berbeda dengan daerah penghasil kelapa sawit lainnya di Indonesia, sebanyak 40% lahan kelapa sawit di Musi Banyuasin dimiliki oleh rakyat.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin melihat hal ini sebagai potensi yang harus diperhatikan perkembangannya. Karena itu, Pemkab menjalankan program peremajaan tanaman di kebun kelapa sawit rakyat.
“Kami berusaha meyakinkan program ini bisa dilakukan dan bisa berhasil di Musi Banyuasin. Dan, hampir 12.000 hektar sampai 50.000 hektar telah diremajakan,” ujar Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin pada acara Musi Banyuasin 2030: Menuju World Capital of Sustainable Energy.
Dodi menjelaskan bahwa hasil dari kebun kelapa sawit rakyat ini harus dihilirisasi dengan baik. Sehingga, pada akhirnya memiliki nilai tambah. Salah satunya dengan menjadikan kelapa sawit sebagai bahan bakar nabati atau industrial vegetable oil (IVO).
“Kami bekerja sama dengan ITB dan Kementerian. Harapannya, bensin kelapa sawit yang pertama di Indonesia bahkan di dunia bisa dihasilkan oleh petani-petani lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka,” pungkas Dodi.
Saat ini, Pemkab Musi Banyuasin bersama ITB sedang mengembangkan produksi bioenergi berbasis biohydrocarbon menggunakan katalis merah putih. Dengan kolaborasi ini, Musi Banyuasin diperkirakan bisa berkontribusi terhadap kebutuhan bioenergi nasional sebesar 1,79% di tahun 2030.
“Ini bisa menjadi hal yang luar biasa di kemudian hari. Kami memiliki target pada tahun 2030, Musi Banyuasin bisa menjadi ibukota dunia untuk bahan bakar berbahan kelapa sawit,” tegas Dodi.