Build Your Dreams (BYD), produsen mobil listrik asal Tiongkok, mencatat pertumbuhan pesat di pasar mobil listrik, tetapi tampaknya tidak akan merambah ke Amerika Serikat (AS), pasar mobil terbesar kedua di dunia.
Dilansir dari carscoops, meskipun berhasil menjual lebih banyak kendaraan listrik, dengan 80% penjualannya berasal dari Cina, BYD memilih untuk tidak berekspansi ke AS.
Stella Li, Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Eksekutif BYD AS menyoroti alasan politik sebagai penyebabnya. Dia mengakui pasar AS menarik, namun disebutnya juga sangat rumit.
“Kami tidak berencana untuk masuk ke AS, ini adalah pasar yang menarik, tetapi sangat rumit,” kata Stella Li.
Meskipun demikian, pabrikan berencana untuk mengarah ke Amerika Utara dengan membangun pabrik di Meksiko. Namun, pabrik ini tidak akan digunakan untuk mengimpor kendaraan ke AS, melainkan akan fokus secara eksklusif pada pasar Meksiko.
BACA JUGA: BYD Pangkas Harga Mobil Listriknya di Cina Sampai Rp 65 Jutaan
Tak heran, banyak produsen mobil Barat cemas akan persaingan dengan BYD dan perusahaan Cina lainnya. BYD memiliki keunggulan biaya sekitar 40% dibandingkan dengan produsen Barat seperti Stellantis, sebagian karena integrasi vertikal bisnisnya.
Namun, Carlos Tavares dari Stellantis menyatakan kekhawatiran atas ancaman yang ditimbulkan oleh Cina, menyebutnya sebagai ancaman utama karena kemampuannya menjual kendaraan listrik dengan harga yang bersaing.
Sementara itu, banyak pihak di industri otomotif AS mendesak perlindungan perdagangan untuk melawan ancaman Cina, Stella Li berpendapat bahwa kekhawatiran tersebut berlebihan.
Dia tidak yakin bahwa proteksi perdagangan akan membantu perusahaan mana pun. Meskipun demikian, laporan dari Aliansi Manufaktur AS memperingatkan akan ancaman eksistensial Cina terhadap industri otomotif AS.
BACA JUGA: Lanjutkan Pengembangan Ekosistem EV, BYD Kerja Sama dengan PLN
Dengan keputusan BYD untuk tidak memasuki pasar AS dan fokus pada pasar domestik dan Meksiko, persaingan di industri otomotif global berubah dinamis. Akan tetapi satu hal yang pasti, tantangan dari produsen mobil Tiongkok seperti BYD tidak boleh dianggap remeh.
Bisnis otomotif dunia tampaknya akan terus mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang, dengan pergeseran ke arah kendaraan listrik sebagai salah satu tren utama yang membentuk pasar masa depan.
Editor: Ranto Rajagukguk