Meski sempat vakum selama delapan tahun, Rexinema Films langsung bangkit dengan inovasi baru. Rumah produksi yang didirikan pada tahun 1996 ini akan menghadirkan film layar lebar pertama yang diambil dari kamera smartphone. Dengan begitu, Rexinema menjadi rumah produksi pertama yang memanfaatkan teknologi smartphone dalam film nasional.
Bekerja sama dengan Samsung Mobile, Rexinema Films akan menggunakan kamera Samsung Galaxy Note 4 yang disinyalir mampu merekam gambar dengan resolusi 4K alias lima kali resolusi kamera Betacam Sp. Kamera Betacam Sp merupakan kamera umum yang biasa dipakai untuk produksi film layar lebar.
Sebagai pilot project, Rexinema akan memproduksi film horor berjudul Cai Lan Gong yang mengangkat cerita asal usul Jelangkung dari negeri Tiongkok. Film tersebut akan diproduksi selama sebulan. Lokasi pengambilan adegan akan terkonsentrasi di Kuburan Tiongkok Cibinong dan di desa-desa lama di Tiongkok.
“Mitosnya, Cai Lan Gong adalah sebuah keranjang sayur yang diisi manusia kerdil berumur 400 tahun. Manusia kerdil itu bisa membuat seseorang panjang umur, kaya, dan tampan. Seluruh pengambilan film ini 100% menggunakan kamera smartphone,” kata Sheryl Sheinafia, co-Produser yang menggagas ide cerita tersebut, pada Sabtu, (24/1/2015).
Teknik produksi dengan smartphone dinilai Rexinema dapat membantu efisiensi produksi. Dengan alat pendukung seperti lensa film, 3 Axis Digital Gimbal, dan automation rider, Rexinema mengaku berhasil melakukan percobaan syuting adegan dengan hasil yang cukup memuaskan. Diklaim, bahan 4K yang dihasilkan oleh Samsung Galaxy Note 4 dirasa baik untuk diedit dan ditayangkan di bioskop Tanah Air yang mayoritas masih menggunakan projektor 2K.
David Poernomo selaku sutradara Cai Lan Gong mengatakan, dengan fitur 4K, kualitas film ini tidak kalah baiknya dengan film-film Blockbuster lainnya. Ia juga berniat merilis film tersebut di luar Indonesia, yaitu di Thailand dan Korea Selatan. Ia optimistis, jika film ini sukses, akan menginspirasi generasi muda untuk menciptakan film dengan memanfaatkan teknologi yang ada, seperti smartphone.
“Kesulitannya hanya karena kami belum terbiasa saja. Eksposur gambar juga harus diatur secara detail. Walau seluruh pengambilan gambar menggunakan kamera Samsung Galaxy Note 4, namun kami dibantu dengan lensa lain agar didapat area fokus atau depth of fields,” katanya.
Tidak Porno
Meski terkesan futuristik, film horor berdurasi 98 menit ini dibayang-bayangi oleh stigma kurang sedap tentang film horor Indonesia. Semenjak era Jelangkung berakhir, film horor Indonesia kental dengan usur seksual dan vulgarisme.
Namun, untuk film Cai Lan Gong ini, David berjanji mengembalikan esensi film horor yang sebenarnya, yaitu dengan menampilkan adegan menegangkan, tanpa bumbu-bumbu sensualitas. Bahkan, film ini tidak memiliki adegan merokok.
Apalagi, Rexinema yang memproduseri film tersebut juga diakui sebagai ahlinya digital editing. Rumah produksi ini pun sukses menelurkan film-film horor dengan teknik editing yang baik, seperti Jelangkung (tahun 2001), Tusuk Jelangkung (2003), dan Jelangkung 3 (2007).
“Kami betul-betul serius menjaga kualitas. Kami harus hati-hati agar warna yang dihasilkan tidak terlihat cheesy (menjijikkan-red). Kami akan melakukan postaudio dan video secara matang. Setidaknya, posproduksi film ini rampung pada Juni 2015,” tandasnya.
Kendati demikian, David masih belum dapat memastikan kapan film tersebut dapat tayang perdana di bioskop nusantara. Ia mengaku belum bertemu dengan pihak Cinema 21 maupun operator bioskop lain untuk negosiasi jadwal tayang film ini. “Untuk jadwal tayang, Cinema XXI yang putuskan. Namun kami pastikan, film tersebut akan tayang tahun ini. Kami juga akan aktif promosi di kanal media sosial dan digital,” ucapnya.
Produser film Jelangkung ini juga mengaku tidak akan menambah durasi film apabila suspense (ketegangan) cerita sudah tidak lagi dapat dipertahankan. Diyakini David, film ini akan disukai oleh seluruh segmen masyarakat. “Cerita film ini cukup complicated, namun masih bisa diikuti alurnya. Lebih jelasnya, nantikan saja film ini,” katanya mengakhiri.