Dalam dunia digital marketing, tentu Anda sudah tak asing dengan istilah trafik. Mengingat trafik kerap didewakan karena dinilai menjadi sebuah indikator keberhasilan dari strategi digital marketing atau content marketing yang dijalankan.
Ada anggapan juga bahwa semakin tinggi trafik semakin sukses sebuah content marketing dan semakin tinggi pendapatan yang dihasilkannya. Sayangnya, kenyataannya tidak selalu demikian.
Karena itu, demi trafik, perusahaan sering memperkerjakan tim khusus untuk mengejarnya. Bahkan, rela membakar banyak duit untuk meraih KPI trafik. Kadang targetnya tidak kira-kira sehingga membuat tim khusus cukup ngos-ngosan mencapainya. Tak heran, dari sini muncul sebutan budak trafik, sebuah sebutan yang kurang enak didengar.
Biar tidak sekadar menjadi budak trafik, para pemasar perlu memahami posisi trafik secara menyeluruh dalam konteks digital marketing. Tidak ada indikator tunggal untuk kesuksesan sebuah digital marketing. Ada elemen lain yang perlu diperhatikan, seperti impresi, engagement, customer relationship management (CRM), dan sebagainya.
Semakin banyak trafik otomatis semakin banyak konversi merupakan kesalahkaprahan umum yang sering terjadi. Faktanya, secara keseluruhan kesuksesan sebuah content marketing ditentukan oleh kualitas daripada kuantitas. Dengan kata lain, jumlah sedikit pelanggan yang tertarik dan melakukan konversi jauh lebih berharga daripada sejumlah besar pengunjung namun tidak tertarik dan tidak berniat melakukan pembelian.
BACA JUGA: 10 Mitos Digital Marketing yang akan Dibongkar di Marketeers Tech for Business 2024
Trafik memang memilki banyak peran, seperti membangun brand awareness dan memperluas jangkauan audiens. Namun, trafik harus benar-benar didesain sesuai tujuan yang ingin dicapai. Artinya, trafik harus berasal dari segmen nyata yang memang ditarget.
Ada banyak faktor yang berkontribusi untuk menarget trafik yang benar. Misalnya, menentukan lebih dulu target pasarnya dan menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Bila ini dijalankan maka konversi akan mengikuti. Lupakan upaya menarget seluruh dunia dan fokuslah pada menarget segmen-segmen potensial saja.
BACA JUGA Digital Marketing: Bikin Untung atau Buntung?
Menjawab kesalahpahaman seputar trafik dan digital marketing, Marketeers Tech for Business akan kembali hadir untuk ketiga kalinya. Dengan mengusung topik Digital Marketing Mythbusting, event digital marketing terakbar ini akan digelar pada 4 Juni 2024 di CGV, Grand Indonesia, Jakarta.
Ada serangkaian mitos digital marketing yang akan dibongkar dalam seminar ini, salah satunya mengenai traffic is number one, bersama para pembicara yang berperan sebagai mythbuster. Marketeers Tech for Business 2024 menjadi ruang yang tepat bagi pemasar untuk menggali inspirasi dan kiat praktis dalam meningkatkan traffic yang bernilai cuan.
Segenap informasinya bisa Anda akses melalui laman Marketeers Tech for Business 2024.
Editor: Sigit Kurniawan