Sebuah merek yang ikonik membuktikan bahwa brand itu dapat diterima dengan baik oleh pasar. Iconic brand juga akan sangat diingat oleh masyarakat karena brand itu menjadi top-of-mind.
Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk membangun merek yang ikonik. Salah satunya adalah dengan memperhatikan aspek pop culture.
Cara ini bisa dilakukan untuk membangun sebuah brand yang menjadi pop icons. Pop culture sendiri merupakan budaya yang dikenal dan digemari kebanyakan masyarakat pada umumnya, relevan dengan kebutuhan masyarakat zaman sekarang, mudah dipahami serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Magna/IPG dan Twitter pada tahun 2019 di Amerika Serikat (AS), merek dapat menjadi lebih relevan dengan merangkul budaya yang tetap mengikuti perkembangan zaman. Hasil survei juga menunjukkan, 25% konsumen memutuskan produk dan layanan yang akan dibeli melihat seberapa besar merek tersebut terlibat dalam budaya.
Sementara itu, 44% konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan kualitas dan harga, serta 31% berdasarkan persepsi merek.
BACA JUGA: Marketeers Hangout 2023 Akan Kupas Kolaborasi Merek yang Efektif
Selain agar tetap relevan dengan konsumen, banyak keuntungan lain yang bisa didapatkan oleh merek dengan menggunakan pop culture. Pertama, strategi ini berpeluang untuk menaikkan trafik pada konten yang dibuat oleh merek tersebut.
Kedua, merek dapat lebih memahami konsumennya mulai dari aspek gaya hidup mereka, preferensi terkait berbagai hal hingga apa yang disukai oleh konsumen.
Ketiga, perhatian terhadap aspek pop culture juga mampu meningkatkan loyalitas merek. Pasalnya, merek dapat menciptakan koneksi yang lebih dalam dengan menunjukkan adanya relevansi antara merek dengan konsumen.
Terakhir, memungkinkan adanya penjualan secara soft selling. Pasalnya, beberapa brand activation bisa dikemas lewat aktivitas yang sedang populer sambil melakukan pengenalan produk atau brand.
BACA JUGA: Apa itu Storytelling? Simak 6 Tips Powerful Storytelling Marketing!
Salah satu contoh pop culture yang sedang hype adalah Korean wave. Korean wave berhasil menguasai berbagai pasar di negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, demam Korea ini mulai muncul semenjak penayangan beberapa drama Korea pada awal tahun 2000-an. Dari situ, banyak masyarakat Indonesia yang kemudian juga menggemari K-Pop, sebuah genre musik asal Korea Selatan.
Hal ini pun bisa menjadi kendaraan bagi sejumlah brand untuk melakukan tap-in. K-Pop sendiri telah banyak digunakan sebagai sarana untuk membangun iconic brand oleh beberapa merek, seperti Hyundai dan Allo Bank.
Selain K-Pop, kendaraan pop culture lainnya yang juga sempat digunakan untuk membangun iconic brand adalah seni mural dari Muklay yang digandeng oleh Morris Garage (MG) dan seni desain dari Sean Wotherspoon yang dirangkul oleh Vespa.
Untuk bisa mendapat insight lebih dalam, hal ini bisa dinikmati lewat Marketeers Hangout 2023 yang akan kembali hadir pada 18 September 2023 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Marketeers Hangout 2023 akan hadir dengan kemasan theatrical conference dan salah satu bahasan yang akan diangkat di dalam konferensi satu hari ini adalah mengenai “Building Iconic Brands“.
Dapatkan tiket early bird di Marketeers Hangout 2023. Sampai jumpa!
Editor: Ranto Rajagukguk