DANA memiliki tanggung jawab terhadap talenta yang masuk ke dalam perusahaan. Pasalnya, hal tersebut akan berdampak pada apa yang mereka berikan kepada masyarakat luas.
Karena itu, perusahaan tak ingin sembarangan dalam merekrut talentanya. Proses internal menjadi perhatian untuk dilakukan dengan tepat. Perusahaan memastikan mereka yang masuk dapat berkembang dengan baik untuk diri sendiri, perusahaan, dan masyarakat luas.
BACA JUGA: DANA Perkuat Bisnis lewat Pengalaman Pengguna dan Kualitas Layanan
Hasilnya terlihat dari data internal DANA yang mencatat saat ini terdapat lebih dari 82% talenta yang tumbuh dari dalam perusahaan menjadi tech leaders. Untuk posisi-posisi tersebut, mereka tidak mencarinya dari luar tapi mengembangkan potensi yang sudah ada.
Dari tahun ke tahun, DANA terus berinovasi dari dalam untuk mengembangkan talenta mereka. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa karyawan adalah aset terbaik yang mereka miliki.
BACA JUGA: Survei YouGov: 87% Gen Z Gunakan Dompet Digital
“Kami berusaha menghadirkan program yang bisa membantu individu untuk tumbuh. Misalnya saja dengan mentoring. Kami memasangkan pimpinan senior dengan potential leader agar dapat belajar dan mengembangkan kemampuannya dari sang mentor,” tutur I Putu Wisudantari Parthami, Head of People Acquisition DANA Indonesia dalam acara Ngopi Santai Bareng DANA, Kamis (24/11/2022).
Uniknya lagi, DANA memiliki Buddy Program yang diadakan untuk membantu karyawan baru selama 90 harinya di perusahaan. Perusahaan menyadari tidak sedikit orang yang merasa asing karena datang ke tempat baru. Jadi buddy ini diharapkan membantu orang tersebut untuk bisa beradaptasi.
Program lainnya adalah Leadership Forces. Inisiatif ini didesain untuk memperkaya para pemimpin di dalam perusahaan untuk memiliki karakter dan tujuh value DANA. Masing-masing fair, feedback & recognition, assertive communication, leading with empathy, dan trustworthy.
“Kami juga melihat setelah pandemi, ekspektasi talenta berubah. Karena itu, kami mengombinasikan integrasi antara profesional dan personal agar bisa berjalan dalam harmoni,” kata perempuan yang akrab disapa Ami.
Ia menambahkan dalam membangun organisasi teknologi, penting untuk memahami bagaimana membangun winning tim yang bisa mengintegrasikan kehidupan profesional dan personal.
Editor: Ranto Rajagukguk