Cara Epson Peduli pada Lingkungan Hidup

marketeers article

Epson Indonesia, sebagai perusahaan yang peduli pada people dan planet, menggelar kegiatan corporate social responsibility (CSR) untuk penanggulangan kemiskinan dan pelestarian lingkungan hidup. Kali ini, Epson mengadakan penanaman pohon mangrove di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Lebih dari 200 batang mangrove ditanam di kawasan tersebut dengan melibatkan siswa sekolah.

Director Finance & Corporate Service PT Epson Indonesia, M Husni Nurdin, menjelaskan PBB memiliki program Sustainable Development Goals (SDG’s) yang memiliki beberapa target. Di antaranya, adalah pengentasan kemiskinan dan pelestarian lingkungan hidup. Selama 18 tahun terakhir Epson fokus pada kemiskinan.

“Awalnya, CSR Epson bergerak dalam membantu mengentaskan kemiskinan. Upaya yang dilakukan misalnya menyantuni panti asuhan, yatim piatu, sekolah-sekolah yang membutuhkan donasi beragam jenis, termasuk pemberian printer dan projector. Saat ini, kami mulai mengarah pada kepedulian terhadap lingkungan,” kata Husni dalam rilisnya.

 Ia menambahkan, Epson ingin membangun image sebagai perusahaan yang identik dengan lingkungan. Untuk mencapainya, Epson sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. “Saat ini, kami punya visi tahun 2050 untuk mengurangi emisi karbon sampai kecil pada seluruh proses seluruh kegiatan Epson di seluruh dunia. Setelah kemiskinan kita ambil lingkungan,” tambah Husni.

Sebelumnya Epson telah melakukan inisiatif dalam pelestarian lingkungan dengan menggelar kegiatan pengelolaan limbah dan edukasi di sekolah-sekolah. Husni berharap, dengan melakukan aksi pada hutan mangrove akan dapat membantu warga Jakarta mengurangi kerusakan lingkungan. 

“Mangrove penting bagi Jakarta karena lautnya penuh polusi. Ada perencanaan pembangunan yang tidak matang, sehigga bagian-bagian pantai mengalami abrasi. Untuk itu, kami menanam mangrove agar aerah pantai kembali hijau,” tambahnya.

Ken Savitri, Pengelola kawasan taman wisata alam Angke Kapuk menyebut kawasan itu memiliki luasan 99 hektare namun hanya 25 persen ditumbuhi oleh mangrove. Sebelumnya kawaasan tersebut adalah tambak udang. Pihaknya sebelumnya terus berupaya melakukan penghijauan namun banyak menemukan kendala, termasuk mangrove mati akibat arus laut.

“Jadi kami masih memerlukan partisipasi masyarakat untuk ikut konservasi mangrove. Kami terbantu sekali dan berharap kegiatan ini berlanjut,” kata Ken.

    Related