Kanker masih menjadi penyakit tidak menular yang memiliki angka pengidap cukup tinggi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan adanya peningkatan prevalensi kanker dari 1,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk. Sementara itu, data riset Globocan pada tahun yang sama mengatakan bahwa 1 dari 8 pria dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena penyakit ini.
Meski tidak menular, kanker nyatanya dapat dipicu dengan pola hidup yang tidak sehat. Bisa jadi dari makanan yang banyak mengandung bahan kimia hingga permasalahan jarang olahraga.
Generali Indonesia melihat permasalahan kanker di Indonesia dapat diatasi dengan perbaikan pola hidup ke arah yang lebih baik dan sehat. Inilah yang mendorong perusahaan asuransi ini untuk mendukung acara Run Against Cancer pada Minggu (02/02/2020) di Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan lari ini merupakan bagian dari kerja sama Generali dan Persatuan Hematologi-Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) cabang Semarang.
Aksi Generali juga diperkuat dengan data WHO yang menyebutkan bahwa 30% kematian akibat kanker dapat dihindari dengan perubahan gaya hidup. Pelari memiliki risiko meninggal akibat kanker 23% lebih rendah dari yang tidak melakukan olahraga.
“Partisipasi Generali pada Run Against Cancer juga jadi cara kami untuk mendukung program pemerintah dalam menanggulangi penyakit kanker. Sekaligus, membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan, pengobatan, dan pendampingan pada penderita kanker,” kata Edy Tuhirman, CEO Generali Indonesia.
Lebih lanjut, partisipasi ini juga memenuhi fungsi Live The Community yang diusung Generali. Lewat fungsi ini, Generali mengajak masyarakat hidup lebih sehat dengan olahraga sederhana, mengonsumsi makanan sehat, menghindari stres, dan hidup seimbang.
Dalam kegiatan ini, Generali sembari menghadirkan produk untuk proteksi menyeluruh terhadap proteksi kanker. Di antaranya adalah iPLAN dengan fitur CI Pro (Critical Illness Protector). Produk ini melindungi nasabah terhadap 66 penyakit kritis, termasuk kanker, jantung, gagal ginjal, dan stroke.
“Kami mendukung masyarakat untuk hidup sehat sekaligus membangun kesadaran dari sisi pengelolaan keuangan. Adanya kesadaran untuk menyediakan dana perlindungan bisa menjadi persiapan jangka panjang nasabah terhadap risiko-risiko tidak terduga, termasuk penyakit kritis di masa depan,” tutup Edy.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz