Kisah bagaimana Harley Davidson memasarkan produknya sudah melegenda. Harley berhasil menggemparkan dunia pemasaran ketika mampu mengatasi serangan produk Jepang yang masuk ke pasar Amerika kala itu. Saat ini, bisa dibilang para pemasar Harley sudah tinggal menikmati buah kerja keras Harley puluhan tahun silam. Hal ini juga berlaku di Indonesia.
“Kami beruntung dengan nama besar yang dimiliki Harley. Sehingga, sekarang tidak memerlukan upaya pemasaran sekeras dulu. Saat ini, kami tinggal meneruskan kinerja penjualan, menguatkan layanan purna jual, aktivasi komunitas, serta mengelaborasi semua upaya. Pelanggan dalam bisnis ini harus diperlakukan seperti teman,” ujar Youlanda Motoh, General Manager Marketing Communications and Club Support PT Mabua Motor Indonesia, diler resmi Harley Davidson di Indonesia saat ditemui di kantornya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Harley sudah sangat terkenal dengan komunitas besarnya. Komunitas resmi dari prinsipal yang bekerjasama erat dengan diler, yaitu Harley Owners Group (HOG). Keberadaan HOG ini disesuaikan dengan keberadaan diler. Selain itu, juga terdapat komunitas lain buatan para pelanggan secara sukarela. Sebagai diler resmi, Mabua bersedia memberikan fasilitas pendukung kegiatan para komunitas ini.
“Dalam melayani pelanggan, dari staf hingga top manajer akan turun melayani, bahkan di luar jam kerja seperti hari Sabtu dan Minggu. Untuk melayani ini, memang membutuhkan passion yang sesuai untuk berkerja di Harley,” lanjut wanita yang juga pengendara Harley ini.
Nilai brotherhood maupun sisterhood di komunitas Harley sangat terasa. Baik laki-laki maupun perempuan pengendara Harley sangat menikmati kebersamaan mereka. Hal ini yang terus dihidupkan oleh Mabua. Tentu hal ini akan melahirkan loyalitas bahkan hingga tingkat advokasi akan dilakukan para anggota komunitas kepada masyarakat luas. Ya benar, word of mouth (WOM) sangat berperan besar di bisnis Mabua, termasuk menjaga pertumbuhan penjualan.