Starbucks masih menjadi lokomotif PT Mitra Boga Adiperkasa Tbk (MBA) dalam menarik minat investor membeli sahamnya yang dijual amat terbatas, alias 2% dari total seluruh lembar saham perusahaan. Pasalnya, dari target penambahan 70 gerai tahun ini, 60 gerai didedikasikan khusus untuk Starbucks.
Wajar saja Starbucks diberikan porsi istimewa, mengungguli lima restoran lain yang berada di bawah naungan MBA, seperti Pizza Marzano, Genki Sushi, Cold Stone, Krispy Kreme, dan Godiva. Pasalnya, 72% pendapatan perusahaan tahun lalu yang sebesar Rp 1,9 triliun disumbang dari divisi minuman Starbucks.
Meski tahun lalu bukan lah tahun terbaik bagi pemain ritel yang baru melenggang di bursa saham, namun MBA mulai menunjukkan kinerja yang cemerlang di mata share holder-nya. Selain 2% saham yang dilempar publik, kepemilikan saham MBA masing-masing dikempit antara lain oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk (89%) dan GA Robusta F&B Company Pte Ltd (19%), perusahaan private equity asal Singapura.
Pada kuartal pertama tahun ini, MBA membukukan laba bersih Rp 30,93 miliar, atau naik 102,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 15,3 miliar.
Laba bersih yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 22% menjadi Rp 535,4 miliar. Adapun pertumbuhan penjualan same store sales growth (SSSG) masih di atas pertumbuhan industri yaitu 6%.
Price point menjadi fokus MAB dalam meningkatan pendapatan. Untuk Starbucks misalnya, pihaknya tak pernah bosan merilis berbagai minuman promosi seharga Rp 25.000. Menurut Anthony Cottan, Direktur Utama MBA, dengan harga sebesar itu, pihaknya ingin menjangkau lebih banyak konsumen.
“Kami ingin Starbucks menjadi lebih inklusif, mencapai misinya sebagai melting pot bagi siapapun. Starbucks is bigger than coffee,” terang dia saat ditemui beberapa waktu lalu.
Hingga kuartal pertama 2018, anak usaha dari PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) itu memiliki 330 gerai Starbucks yang tersebar di 24 kota nusantara. Selama tiga bulan pertama, Starbucks hanya menambah delapan gerai baru. Artinya, masih ada 52 gerai yang akan dibuka kedai kopi ini di tanah air selama tiga kuartal ke depan.
Selain akan memperkuat posisi peusahaan di pasar kunci Jabodetabek, Starbucks mengincari kota-kota lain seperti Semarang, Surabaya, dan Medan dalam meningkatkan jumlah gerainya di sana. “Di Semarang, kami baru memiliki tiga gerai. Saya tidak yakin orang Semarang tidak suka ke Starbucks. Kita akan semakin dekat dengan mereka,” papar dia.
Starbucks juga melakukan ekspansi di Samarinda dan Jambi untuk pertama kalinya. Sedangkan untuk gerai lainnya, Anthony merinci perusahaan memiliki 22 gerai Krispy Kreme Doughnut, 18 gerai Pizza Marzano, 21 gerai Cold Stone, dan dua gerai Godiva.
Editor: Sigit Kurniawan