Saat ini tren investasi terus digaungkan, khususnya di kalangan anak muda. Ada beragam macam instrumen investasi, mulai dari pasar saham, reksa dana, emas, dan lainnya.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mulai berinvestasi di pasar modal. Jangan sampai salah pilih wadah berinvestasi. Harus dipahami bahwa tidak semua individu atau institusi bisa memberikan saran atau pertimbangan dalam berinvestasi.
Yang tidak kalah penting adalah dimana kita mempercayakan investasi dikelola. Banyak kejadian, salah pilih tempat investasi, alih-alih untung, malah buntung.
Manruut Freddy Tedja selaku Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) ada beberapa pemahaman yang harus dipahami dengan dalam oleh para calon investor.
Pertama, tidak semua bisa memberikan saran investasi. Tentunya masih ingat kasus konsultan keuangan yang ramai memberikan saran keuangan dan investasi tapi justru membuat kliennya kehilangan dana yang dikumpulkan. Menurut Freddy, tidak semua orang atau institusi keuangan itu kredibel, tidak memiliki benturan kepentingan, dan yang terpenting adalah aspek legal dalam memberikan jasa pengelolaan investasi.
“Yang namanya perencana keuangan, perusahaan sekuritas, ataupun manajer investasi, semua memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Sudah ada yang mengaturnya, baik dari regulator ataupun asosiasi jika belum ada aturannya. Sebelum kita mendatangi masing-masing institusi keuangan, harus tahu dulu, apa fungsi dan tugas mereka, serta jasa apa saja yang boleh ditawarkan sesuai izin yang diberikan dari regulator,” jelasnya.
Kedua, kenali institusi keuangan. Perencana keuangan fungsinya adalah memberikan jasa konsultasi keuangan atau memberikan solusi atas masalah keuangan dari klien-kliennya. Perencana keuangan tidak diperkenankan untuk mengelola dana klien atau menyarankan produk investasi secara spesifik kepada klien.
Berbeda dengan perencana keuangan, perusahaan sekuritas memiliki tugas menjadi perantara antara investor dengan pasar modal, dalam bertransaksi di pasar saham, obligasi, sukuk, reksa dana dan sebagainya.
Lalu apa tugas manajer investasi? Tugasnya adalah menghimpun dan mengelola dana investor melalui portofolio investasi yang disebut reksa dana. Ada juga manajer investasi yang sudah menerima jasa penasihat investasi. Penasihat investasi memiliki wewenang kepada manajer investasi untuk memberikan nasihat ke investor mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.
“Jadi, perlu kita ketahui juga, mungkin saja sebuah institusi memiliki beberapa izin sekaligus dengan fungsi yang berbeda,” lanjut Freddy.
Lantas bagaimana calon investor tahu tempat yang dipilih sudah tepat? cara termudah adalah dengan menanyakan izin operasi yang dimiliki.
“Gampangnya begini, jika kita mendatangi satu institusi keuangan yang menawarkan jasa yang tidak sesuai atau melebar dari fungsinya, berhati-hatilah,” katanya.
Ia mencontohkan tidak mungkin perusahaan perencanaan keuangan bisa mengelola dana nasabahnya. Bila menemukan yang seperti itu, bisa dipastikan perusahaan itu tidak kredibel, dan sebaiknya jangan dipilih untuk menempatkan dana di sana. Jika institusi keuangan tersebut sudah melakukan tugas dan fungsinya, maka langkah berikutnya adalah melakukan pengecekan legalitas ke regulator, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan.
Seandainya kita menemukan individu atau institusi keuangan yang menawarkan jasa yang melenceng dari fungsi dan tugasnya, sebaiknya hindari institusi keuangan tersebut.
“Jangan sampai tergiur dengan saran-saran manis dari individu atau institusi keuangan. Segera laporkan kepada regulator atau asosiasi. Lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal belakangan,” tutup Freddy.