Selama dua puluh tahun beroperasi di Indonesia, Microsoft berupaya untuk memberdayakan komunitas lokal melalui program Corporate Social Responsibility yang disebut Citizenship. Kolaborasi dengan berbagai mitra pun dilakukan agar program Citizenship yang dijalankan memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat luas.
Microsoft mengangkat pendidikan dan technopreneur dalam program CSR mereka. Pendidikan dipilih karena kualitas pendidikan di Indonesia dinilai masih tertinggal dengan negara-negara lainnya. Padahal, Indonesia memiliki talenta yang begitu beragam. Lalu terkait technopreneur, jumlahnya di Indonesia masih tergolong sedikit. Sementara, pemerintah tengah menargetkan untuk mencetak 1.000 technopreneur di tahun 2020.
Melihat situasi ini, Microsoft mengadakan program-program seperti Imagine Cup, YouthSpark, Hour of Code, dan CityApp Appathon yang dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan serta mendorong jiwa wirausaha generasi muda.
“Itu adalah contoh cara pikir kami saat memutuskan program citizenship yang kami buat,” kata Ruben Hattari, Corporate Affairs Director, Microsoft Indonesia.
Persiapan dan penyusunan roadmap merupakan langkah pertama yang dilakukan Microsoft sebelum mengeksekusi program-program citizenship. Roadmap merupakan langkah penting agar suatu program dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan mampu memenuhi target perusahaan.
“Sebagai contoh, tahun ini kami gencar menyosialisasikan program Imagine Cup di 72 kampus dari 14 kota di Indonesia agar dapat menarik semakin banyak peserta dan mencapai target untuk bisa merepresentasikan Indonesia di ajang Imagine Cup 2016 tingkat dunia,” pungkas Ruben.
Editor: Sigit Kurniawan