Cara Transjakarta Dorong Sustainability lewat Halte dan Teknologi

marketeers article
Jakarta CMO Club bersama Transjakarta. (FOTO: Marketeers/Eric)

Jakarta dan Transjakarta memiliki spirit yang sama dalam mewujudkan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan prinsip Environment, Social and Governance (ESG). Beragam terobosan yang dilakukan pun memiliki satu destinasi utama yakni mewujudkan Jakarta menjadi Sustainable Global City.

Terobosan yang dilakukan oleh Transjakarta dikupas lebih dalam lewat Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) Club. Agar lebih imersif, pertemuan rutin yang digelar oleh MCorp itu pun digelar di Halte Transjakarta Tosari, Jakarta.

Welfizon Yuza, Direktur Utama Transjakarta mengatakan, untuk bisa mendorong prinsip-prinsip ESG, Transjakarta terus melakukan berbagai strategi yang komprehensif demi bisa membuat semakin banyak masyarakat yang tertarik menggunakan transportasi umum.

BACA JUGA: HK: Tren Sustainability Berpeluang Besar Timbulkan Pergeseran Budaya

“Terobosan itu dilakukan dalam banyak aspek. Salah satu yang paling menonjol adalah strategi dalam mengemas layanan transportasi umum menjadi bagian dari lifestyle atau gaya hidup masyarakat,” kata Welfizon Yuza dalam Jakarta CMO Club yang digelar pada Senin (26/8/2024).

Strategi itu sendiri merupakan bagian dari transformasi layanan yang telah dimulai sejak tahun 2016. Menurutnya, sejak itu, paradigma layanan perusahaan lebih menekankan untuk fokus pada konsumen.

Diyakini, paradigma itu yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan yang telah berhasil diraih perusahaan hingga saat ini.

BACA JUGA: Tekan Polusi Udara, TransJakarta Bakal Tambah 200 Bus Listrik

Dalam lanskap transportasi umum, salah satu indikator kinerja layanan ditentukan lewat daily ridership. Menurutnya, pada 2015, daily ridership Transjakarta rata-rata berada pada level 300 ribu orang.

Kini, daily ridership itu telah naik siginifikan di kisaran 1,3 juta orang. Ia menekankan, pada tahun 2026, perusahaan menargetkan daily ridership akan menembus 4 juta orang.

transjakarta
Halte Transjakarta Tosari. (FOTO: Transjakarta)

Salah satu langkah nyata dalam mengemas layanan transportasi umum menjadi bagian dari lifestyle itu sendiri tercermin dari desain halte.

“Halte biasanya hanya didesain sebagai tempat untuk menunggu bus. Kini, sejumlah halte telah kami ubah menjadi shelter yang juga hadir sebagai venue untuk berbagai kegiatan pertemuan hingga untuk konser,” ucapnya.

BACA JUGA: BoostAD: Branding di Transjakarta Sukseskan Kampanye McDonald’s

Salah satu bukti dari terobosan itu jelas tercermin dalam Halte Transjakarta Tosari yang memiliki venue cukup luas dengan pemandangan cityscape pusat Kota Jakarta. Venue ini pun menjadi area yang bisa dinikmati masyarakat luas dengan terjangkau karena untuk bisa menikmati venue ini masyarakat cukup tap-in menggunakan uang elektronik dengan nilai Rp 3.500 selayaknya saat akan menggunakan jasa Transjakarta.

transjakarta

“Dengan terobosan ini, kami bisa hadir lebih dari sekedar sebuah platform transportasi umum tapi sekaligs hadir sebagai platform yang mampu memberikan dampak positif baik secara ekonomi maupun sosial,” ucapnya.

Untuk terus bisa menekan emisi, secara paralel, perusahaan ini juga secara konsisten melakukan penambahan bus listrik.

Saat ini, total bus listrik dalam ekosistem layanan Transjakarta ada sekitar 100 unit. Akhir tahun ini, jumlah itu ditargetkan akan meningkat menjadi 300 unit.

BACA JUGA: HK: Putri Bumi jadi Bukti Kejelian El John akan Potensi dari Sustainability

Langkah ini merupakan bagian dari transformasi perusahaan dalam lanskap teknologi khususnya terkait teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Selain lewat kendaraan, transformasi itu juga diwujudkan lewat penerapan teknologi digital yang membuat Transjakarta menjadi semakin menarik dan mudah diakses.

“Lewat transformasi digital, masyarakat bisa melihat semua rute layanan kami lewat Google Maps. Berikutnya, kami juga akan menampilkan opsi pilihan rute tercepat, rute yang paling banyak membakar kalori dan rute yang paling minim emisi,” kata dia.

Dengan begitu, masyarakat bisa memilih rute sesuai dengan kebutuhan baik saat sedang terburu-buru, sedang ingin sambil olahraga atau sedang ingin berkontribusi dalam menekan emisi.

transjakarta
Ilustrasi layanan Transjakarta. (FOTO: Transjakarta)

Paparan yang disajikan dalam Jakarta CMO Club bertema ‘Empowering Jakarta as Sustainable Global City‘ ini pun sangat diapresiasi oleh Hermawan Kartajaya (HK), Tri Founder of Philip Kotler Center for ASEAN Marketing.

Salah satu aspek yang mendapat acungan jempol dari Hermawan Kartajaya adalah aspek transformasi halte di Halte Transjakarta Tosari yang lokasinya berdekatan dengan Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Dengan adanya terobosan dari Transjakarta, maka kini masyarakat bisa semakin dimudahkan dalam menikmati suasana di sekitar Bundara HI yang juga dikenal sebagai Times Square in Indonesia.

BACA JUGA: Coldplay, SM Town dan Kesuksesan Digital Marketing MRT Jakarta

Ia mengaku, saat berada di halte tersebut, dirinya menjadi teringat dengan Times Square di New York, Amerika Serikat (AS). Hal ini pun membuatnya semakin bersemangat untuk mendorong setiap stakeholder untuk bisa membuat Jakarta  bisa terus maju mendekati New York.

Terlebih, kini Jakarta memiliki nasib yang serupa dengan New York. Mengingat, New York merupakan kota yang pernah menjadi Ibu Kota Negara AS pada tahun 1700-an .

Kini, setelah adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan, maka Jakarta juga mengantongi status sebagai mantan ibu kota negara. Diharapkan, hal ini menjadi momen transisi yang membawa Jakarta menjadi kota yang jauh lebih maju dan mampu menjadi sustainable global city.

“Menjadikan Jakarta menjadi sustainable global city memang merupakan suatu hal yang sangat berat. Karenanya, perlu inovasi-inovasi seperti inovasi yang telah dilakukan oleh Transjakarta,” kata Hermawan Kartajaya.

Hermawan Kartajaya yang juga merupakan Founder & Chairman MCorp itu menekankan, inovasi yang dilakukan oleh Transjakarta itu merupakan inovasi yang sangat tepat karena benar-benar memperhatikan aspek utama dalam SDGs yang mencakup people, planet, prosperity, peace dan partnership atau 5P.

BACA JUGA: Dukung Sustainability, GREE Luncurkan Produk AC Berteknologi AI

Dengan memperhatikan aspek 5P, diyakini perusahaan akan mampu mencapai operational excellence sekaligus menjadi perusahaan yang sangat diminati oleh konsumen dan investor. Terlebih, tren saat ini, semakin banyak konsumen dan investor yang sangat aware dengan aksi korporasi yang menonjolkan aspek 5P tersebut.

“Inovasi Transjakarta lewat halte ini menjadi contoh inovasi yang menonjolkan aspek 5P. Selain membuat perusahaan mampu meraup pendapatan tambahan dari halte, inovasi ini juga berkontribusi terhadap people, planet, prosperity, peace dan partnership karena mampu memberikan dampak positif baik secara ekonomi maupun sosial,” ucap dia.

Namun, ia mendorong agar Transjakarta bisa terus melanjutkan inovasi yang lebih luas. Terutama inovasi yang berperan dalam mendorong agar masyarakat yang tadinya mengandalkan mobil pribadi bisa sesekali melakukan mobilitas lewat layanan dari Transjakarta.

Karena, hingga saat ini, banyak kalangan masyarakat dari segmen tertentu yang sama sekali belum pernah menggunakan jasa transportasi dari Transjakarta.

Related

award
SPSAwArDS