Cara Unicharm Pet Popok Anjing “Manner Wear” Jawab Isu Berkelanjutan
Membangun bisnis berkelanjutan yang menjawab Sustainable Development Goals (SDGs) mulai banyak dilakukan oleh para merek. Begitu juga bagi Unicharm Pet melalui produk popok anjing Manner Wear.
Unicharm Pet meluncurkan popok khusus anjing, “Manner Wear” pada akhir tahun 2023. Produk khusus ini diluncurkan guna mendukung aktivitas pemilik anjing dan peliharaanya.
“Berdasarkan riset yang kami lakukan, ternyata masih ada sekitar 30% pemilik anjing yang menggunakan popok untuk bayi dan bukan popok khusus untuk anjing ke peliharaannya,” ujar Direktur Unicharm Pet Takumi Terakawa dalam laporan tertulisnya.
Popok bayi ini tentu desain dan modelnya tidak pas di tubuh anjing, mudah bocor, dan membuat anjing menjadi tidak nyaman. Selain itu, apabila anjing peliharaannya betina, maka pemilik anjing harus membuat lubang ekor sendiri, dan hal ini cukup merepotkan.
BACA JUGA: Bagaimana Bisnis Dapat Berkontribusi untuk SDGs?
“Dari 17 target SDGs (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan, melalui kegiatan ini kami berupaya untuk berkontribusi pada target No.12 “Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” lanjut Takumi.
Di sini, perusahaan, ingin menciptakan lingkungan di mana hewan peliharaan dapat diterima oleh orang-orang di lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar.
Perusahaan pun menilai perlunya mempertimbangkan orang-orang di lingkungan sekitar, termasuk yang tidak memiliki hewan peliharaan agar tidak merasa terganggu.
BACA JUGA: Gandeng YKPI, Unicharm Luncurkan Aksi Pink Ribbon
“Kami menyebut upaya terhadap hal ini sebagai Manner Care. Upaya ini akan terus kami gerakkan di masa mendatang,” lanjut Takumi.
Selain itu, Takumi juga menyebutkan bahwa perusahaan juga menjawab salah satu elemen slogan perusahaan Ethical Living for SDGs dengan memberikan “perhatian dan kontribusi pada kesejahteraan dengan menganggap hewan sebagai partner.”
“Ke depannya, kami akan terus berusaha untuk memecahkan masalah konservasi lingkungan dan sosial, serta berkontribusi pada perwujudan SDGs,” tutup Takumi.
