Setelah meluncurkan project Sunlight pada November 2014 lalu, PT Unilever Indonesia Tbk berhasil mengumpulkan delapan juta dukungan yang didapatkan dari partisipasi masyarakat Indonesia. Sebanyak tujuh juta orang telah menyaksikan film inspirasi Project Sunlight di YouTube dan di Facebook. Tiga ribu orang telah menulis ide di www.projectsunlight.co.id terkait upaya membangun masa depan yang lebih cerah. Sementara, 800 orang berpartisipasi menjadi brightfuture volunteer yang telah mengedukasi 800 siswa di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.
“Project Sunlight merupakan proyek global Unilever yang diselenggarakan di lima negara, yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Brasil, dan India. Project Sunlight ini merupakan perwujudan dari Unilever Sustainable Living Plan (USLP) yang mengajak jutaan bahkan miliaran orang untuk mewujudkan masa depan cerah untuk anak cucu mendatang,” kata Sancoyo Antarikso, Direktur External Relations & Corporate Secretary PT Unilever Indonesia, Tbk dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Dukungan Project Sunlight di Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Ia menambahkan, Project Sunlight Indonesia berfokus pada peningkatan sanitasi di Indonesia. Dalam kampanye ini, Unilever menggandeng Save The Children untuk membangun fasilitas sanitasi yang akan menjangkau 21 sekolah dan 4.600 anak-anak di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Save The Children adalah lembaga independen yang berfokus pada pelayanan untuk anak-anak yang telah bekerja di lebih dari 120 negara.
Di Indonesia, Save The Children memiliki komitmen jangka panjang untuk bekerja di Sumba demi meningkatkan akses anak-anak terhadap kualitas perawatan anak usia dini dan pendidikan dasar yang berkualitas. Visi yang sejalan itulah yang membuat Unilever berkolaborasi dengan Save The Children.
Berdasarkan data Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia (MDG), target pemenuhan akses sanitasi layak pada tahunn 2015 harus mencapai 62,41%. Di Indonesia, baru 56,24% rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak. Dalam konteks ini, Provinsi NTT menempati posisi terendah, yakni 30,5%. Selain itu, NTT juga termasuk dalam lima provinsi dengan proporsi pembuangan akhir tinja tidak ke septic tank tertinggi sebesar 65,3%. Melihat kondisi tersebut, Unilever dan Save The Children berupaya meningkatkan fasilitas sanitasi di NTT.
“Pendanaan dari Unilever ini digunakan untuk membangun fasilitas sanitasi di 21 sekolah. Tidak hanya itu, kami akan terus memelihara fasilitas tersebut agar dapat digunakan dengan baik. Lalu, kami akan memberikan edukasi kepada guru-guru SD untuk mengajarkan pendidikan kesehatan kepada mereka. Kami akan memberikan pelatihan dokter kecil,” ujar Tasman Muda, Manager Save The Children Manager untuk Sumba.
Unilever dan Save The Children akan memberikan edukasi mengenai kebersihan di kalangan anak-anak melalui praktik langsung. Misalnya, guru dan siswa membersihkan kelas bersama-sama dan mengajari cuci tangan di sela kegiatan sekolah. Project Sunlight ini mendukung Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat untuk memperkuat pengelolaan program-program kesehatan. Unilever berharap dengan tersebarnya Project Sunlight, makin banyak orang yang teredukasi tentang sanitasi yang baik dan sehat.