CEO Stickearn: Kami Ingin Menjadi The Next Unicorn

marketeers article

Jika kuda bertanduk macam Go-Jek bisa menghabiskan uang US$ 73 juta dalam sebulan atau setara Rp 700 miliar, berapa uang yang layak dibakar perusahaan “kecoa”? Tentu tak ada rumus yang pasti untuk hal ini.

Namun, bagi Sugito Alim, co-founder platform car advertising Stickearn, startup memang mesti tetap spending demi meningkatkan growth. Pengeluaran yang dimaksud bukan hanya soal beriklan di bebagai media, melainkan juga berinvestasi pada research & development serta sumber daya manusia.

“Itulah nature of business dari startup, burn money to make more money,” kata Sugito melalui sambungan telepon.

Perusahaan yang baru berdiri pada setahun silam ini menawarkan alternatif iklan luar ruang dengan menggandeng para pengemudi kendaraan roda empat sebagai mitranya. Stickearn memasang iklan pesanan para brand di bodi mobil para mitra yang diklaim jumlahnya telah mencapai 10.000an pengemudi. Sebagian besar dari mitranya itu merupakan pengemudi taksi online.

Startup ini bahkan menggunakan teknologi otomatis untuk melakukan perhitungan impresi yang didapatkan—misalnya memadukan antara kepadatan arus lalu lintas, posisi mobil dengan jarak jangkau mobil lain.

“Dengan level kemacetan kota besar semakin tinggi, konsumen lebih banyak di jalan ketimbang di rumah. Dan mereka lebih sering melihat mobil ketimbang format media luar ruang lain,” katanya.

Sebagai startup baru, Stickearn masih belum mencari dana dari investor, baik seed funding ataupun pre-series A. Ia mengaku sampai saat ini, modal perusahaan masih disetor oleh keempat pendirinya, termasuk Sujito yang merupakan keponakan dari Alim Markus, pemilik perusahaan besar Maspion Group.

“Bagi startup baru, penting untuk me-manage tim dan melihat operasional sehari-hari. Kami meski baru, kami sudah BEP (break-even point),” ucap Sugito.

Sugito bertekad untuk membawa startup-nya agar menjadi the next unicorn, alias memiliki valuasi yang tinggi seperti yang dialami Go-Jek dan Traveloka. Menurut dia, tekad tersebut bukan sesuatu yang muluk-muluk. Sebab, Stickearn hadir untuk mendisrupsi industri periklanan yang selama ini terkungkung dalam gaya-gaya yang dinilai masih tradisional. Apalagi, nilai belanja iklan brand menurut catatan Nielsen per tahun 2017 tumbuh 8% menjadi Rp 145 triiun.

Stickearn mungkin adalah salah satu startup yang bermimpi untuk menyusul kesuksesan Go-Jek Traveloka, atau Tokopedia. Akan tetapi, ada beberapa startup yang memang sedari awal memilih untuk tetap berada di jalur yang niche, meski bukan berarti stay small.

Related