Cepek berapa? Pertanyaan itu mungkin sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, bagi orang yang tinggal di luar wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.
Kata ini sering digunakan untuk bilangan tertentu, yaitu nominal 100. Cepek merupakan bahasa asli Mandarin yang dipopulerkan oleh para perantau dari Cina yang datang ke Jakarta.
Kemudian, seiring berjalannya waktu, kata ini makin populer di berbagai wilayah khususnya yang banyak ditinggali oleh warga asli Cina.
BACA JUGA: Ternyata dari Bahasa Mandarin, Ini Loh Arti Goceng
Kata cepek merupakan merupakan bilangan Mandarin dengan dialek Hokkian. Selain cepek, beberapa bilangan lain dari kata Mandarin yang tak asing di telinga adalah gopek, gocap, seceng, noceng, goceng, ceban, goban, cepek ceng, cetiao, dan gotiao.
Asal-usul Cepek
Kata cepek semakin sering terdengar seiring dengan banyaknya orang Cina yang datang ke Indonesia. Bahkan, tak jarang mereka beranak-pinak di Tanah Air dan akhirnya menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Awalnya, sebagian besar orang Cina yang ke Indonesia berasal dari provinsi Fujian, wilayah Cina bagian bagian selatan. Mereka selalu menggunakan bahasa Mandarin berdialek Hokkian untuk bertransaksi dan berdagang dengan orang Indonesia.
BACA JUGA: Mengenal Istilah Gocap, Ternyata dari Bahasa Mandarin Dialek Hokkien
Seiring berjalannya waktu, dialek itu banyak diserap oleh seluruh kalangan masyarakat dan begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari. Saking terkenalnya kata cepek atau nominal uang dalam dialek Hokkian, kemudian industri hiburan mengadopsinya.
Salah satunya melalui tayangan film Si Unyil yang populer tahun 1990-an, sosok Pak Ogah selalu memberikan jargon ‘Cepek Dulu Dong’. Dengan popularitas yang kian melejit, cepek kemudian masuk dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI).
Berdasarkan KBBI berikut arti bilangan dalam bahasa Mandarin:
Gocap: 50
Cepek: 100
Gopek: 500
Seceng: 1.000
Goceng: 5.000
Ceban: 10.000
Goban: 50.000
