Chainalysis: Pencucian Uang lewat Aset Kripto Makin Marak

marketeers article
Ilustrasi aset kripto. (Sumber: 123RF)

Para pencuci uang makin sering memanfaatkan aset kripto untuk menyembunyikan asal-usul dan pergerakan dana yang diperoleh secara ilegal. Demikian laporan terbaru dari Chainalysis, sebuah perusahaan yang menyediakan platform data blockchain.

Dilansir dari CNBC, Selasa (16/7/2024), laporan ini menunjukkan kripto digunakan untuk kejahatan pencucian uang selain perdagangan narkoba dan penipuan. Itu terjadi karena aset kripto memiliki sifat lintas batas, instan, dan umumnya tidak mahal untuk ditransaksikan. 

BACA JUGA: Tinggi Peminat, Volume Transaksi Kripto Capai Rp 260,9 Triliun

“Makin meluasnya penggunaan kripto telah menjadikannya alat untuk mencuci uang hasil kejahatan, layaknya perdagangan narkotika dan penipuan. Pada tahun 2024, pencucian uang dalam kripto masuk tindak kejahatan, termasuk yang terkait langsung dengan ekosistem kripto,” kata Chanalysis. 

Hal ini terjadi ketika nilai aset kripto terbesar di dunia, Bitcoin (BTC) telah mengalami lonjakan hampir 55% sepanjang tahun 2024, berdasarkan data LSEG. Para pencuci uang menggunakan berbagai metode, agar menyamarkan aliran dana ilegalnya.  

BACA JUGA: Transaksi Kripto Indonesia Capai Rp 211 T di Caturwulan Pertama 2024

Crypto mixer, atau tumbler merupakan pencampuran kriptio dari berbagai sumber untuk mempersulit pendeteksian asal dan kepemilikannya. Pelaku kejahatan juga memanfaatkan crypto bridges untuk menyembunyikan asal-usul dana dengan memindahkankannya di antara jaringan blokchain yang berbeda.

Ada juga ‘Hops’ yang merupakan pemindahan dana di antara banyak wallet pribadi perantara untuk menghindari identifikasi.  

BACA JUGA: Bappebti Rilis Daftar 545 Aset Kripto Legal Baru di Indonesia

Data Chainalysis menunjukkan sejak 2019, hampir US$ 100 miliar dana telah ditransfer dari wallet ilegal yang diketahui ke layanan konversi, yang mana aset kripto dikonversi ke mata uang fiat. Jumlah tertinggi teridentifikasi adalah US$ 30 miliar pada tahun 2022.

Garantex, platform aset kripto Rusia yang terkena sanksi menawarkan cara kepada para pencuci uang untuk mengubah kripto yang diperoleh secara ilegal menjadi uang tunai. Akan tetapi, tindakan kejahatan itu masih dapat dilacak.

BACA JUGA: Pasar Kripto Dibuka Positif, Bitcoin Sentuh Harga US$ 45.000

Pencucian kripto dapat ditelusuri dan dianalisis dengan tingkat akurasi dan kecepatan yang lebih baik, berkat transparansi blockchain, dibandingkan dengan sistem keuangan tradisional. Namun, pencucian kripto diperkirakan menjadi lebih umum.

“Seiring dengan penerimaan global terhadap mata uang digital dan berkurangnya hambatan untuk masuk, Chainalysis memperkirakan jenis pencucian uang ini akan menjadi lebih signifikan karena para pelaku kejahatan secara historis memanfaatkan teknologi baru untuk tujuan mereka sendiri,” tulis laporan Chanalysis.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS