Geliat film pendek memang mulai mendapat panggung di sinematika Tanah Air. Selain film jenis ini cukup menantang dari segi alur cerita, juga karena biaya pembuatannya yang murah. Alhasil, komunitas film pendek pun banyak digandrungi oleh anak-anak muda.
Melihat potensi tersebut, sejak tahun 2013, jaringan bioskop terbesar di Indonesia Cinema XXI, memprakarsai lahirnya festival film pendek bertajuk XXI Short Film Festival. Festival ke-tiga akan berlangsung pada 18 – 22 Maret 2015 di Epicentrum XXI Jakarta dengan mengusung tema yang cukup menantang, “Bigger, Better, Bolder.”
“Dibanding tahun lalu, festival kali ini jauh lebih besar dari segi jumlah program yang dijalankan. Selain kompetisi film pendek, ada juga program pitching forum, workshop, dan kelas master bersama pembuat film profesional dari luar negeri. Sudah ada dua filmmakers yang memberikan konfirmasi untuk datang. Namun, kami masih rahasiakan namanya,” papar Corporate Secretary Cinema XXI Catherine Keng.
Catherine menjelaskan, hingga 10 Desember 2014, sudah ada 641 film pendek yang telah mendaftarkan diri, dengan rincian 471 film pendek fiksi naratif, 108 film pendek dokumenter, dan 62 film pendek animasi. Jumlah itu diakui meningkat lebih dari 50% dari penyelenggaraan tahun lalu dengan jumlah pendaftar sebanyak 423 film. Pendaftar pun sudah cukup menyebar, yaitu 60% film datang dari luar Jabodetabek.
“Tahun pertama jumlah pendaftarnya lebih banyak, yaitu lebih dari 700 film. Tahun lalu dimaklumi mengalami penurunan karena para pembuat film rata-rata baru memproduksi filmnya kembali pada tahun ini. Dan, jika ternyata animonya luar biasa, kami akan menambah tempat acara di beberapa lokasi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Catherine bilang, meskipun festival tersebut baru berlangsung Maret 2014, namun pihaknya telah gencar melakukan promosi sejak tujuh bulan sebelumnya. Selain diiklankan di media cetak, teaser festival pun juga diputar di layar-layar bioskop XXI sebelum film berlangsung. Bahkan, untuk menggaungkan festival ini, Cinema XXI melakukan roadshow di enam kota, meliputi Lampung, Malang, Samarinda, Makassar, Kupang, dan Denpasar.
“Roadshow kami tidak sekadar menjaring peserta festival dan bertemu komunitas film di sana. Tetapi, juga mengadakan coaching forum baik kepada komunitas film aktif, maupun komunitas film yang baru berkembang,” kata Nauval Yazid, Program Director XXI Short Film Festival.
Secara teknis, Nauval menceritakan, dari 641 film terdaftar, akan dipilih 10 finalis di masing-masing kategori. Pemenang nantinya akan mendapat hadiah uang tunai @ Rp 10 juta, beasiswa, dan filmnya akan diputar di jaringan bioskop XXI.
“Sepuluh film itu nantinya akan dikemas dalam satu kesatuan film yang akan diputar di bioskop XXI. Kami akan jual tiketnya, namun harganya tidak mahal, paling Rp 15.000. Ini kami lakukan agar produsen film dapat memperoleh pendapatan dari penjualan tiket,” tutur Catherine menambahkan.
Tidak hanya film pendek
Selain film pendek, XXI Short Film Festival juga menyelenggarakan program menarik. Salah satunya, Pitching Forum yang mengajak pembuat film pemula untuk mempresentasikan ide cerita film pendek mereka dan berkesempatan mendapat pendanaan produksi.
Selain itu, festival tersebut juga memiliki program khusus. Seperti program Short on Spotlight yang menghadirkan film pendek Maryam karya Sidi Saleh. Film ini dinobatkan sebagai Film Terbaik Festival Film Venice Ke-71 tahun 2014.
Yang tak kalah serunya, festival tersebut akan menjadi area peluncuran teaser resmi dari film animasi buatan dalam negeri yang tengah menjadi perbincangan banyak orang, yaitu film Battle of Surabaya. Film garapan STMIK Amikom yang memakan biaya Rp 15 miliar dan menghabiskan waktu penggarapan salama dua tahun ini dijadwalkan akan rilis serentak pada Agustus 2015.