Compas.co .id: Nilai Penjualan FMCG di TikTok Shop Naik 34,2%

marketeers article
Ilustrasi Online shopping concept. Smartphone with mini boxes and shopping basket on blue yellow background. Sumber: 123RF

Pasca akuisisi Tokopedia oleh ByteDance, yang juga merupakan induk dari TikTok Shop, kontribusi penjualan dari kedua platform ini dalam sektor fast-moving consumer goods (FMCG) mengalami peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan laporan Compas Market Insight Dashboard, dalam setahun pasca akuisisi (Februari 2024 – Januari 2025), penjualan TikTok Shop di sektor FMCG tumbuh sebesar 34,2%, dari Rp1,69 triliun menjadi Rp2,27 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan bulanan mencapai 3,28%.

Hanindia Narendrata, Co-founder & CEO Compas.co.id mengungkapkan bahwa sektor perawatan dan kecantikan menyumbang 69% dari total penjualan FMCG di TikTok Shop. Menariknya, empat kategori produk dengan nilai penjualan tertinggi di platform ini berhasil meraih angka lebih dari Rp1 triliun dalam satu tahun.

“Contohnya, body lotion dan body buttermencatatkan penjualan Rp1,68 triliun, diikuti oleh pelembap wajah dengan Rp1,5 triliun, parfum dan wewangian Rp1,2 triliun, dan serum wajah Rp1,1 triliun,” ungkapnya dalam siaran pers kepada Marketeers yang dikutip pada Selasa (18/2/2025).

BACA JUGA: Menilik Tantangan dan Potensi Pertumbuhan E-Commerce di Indonesia

Data menunjukkan, 8 dari 10 produk kecantikan dengan penjualan tertinggi di platform ini adalah produk bundling. Hal ini menunjukkan bahwa kategori perawatan dan kecantikan sangat dominan, sekaligus memperlihatkan efektivitas strategi penjualan paket bundling yang diterapkan TikTok Shop.

Namun, untuk kategori makanan dan minuman, kedua platform menunjukkan kontribusi yang berbeda. Dalam setahun terakhir, data Compas menunjukkan bahwa kontribusi kategori ini di TikTok Shop tercatat hanya 14%, sementara di Tokopedia mencapai 40,2%. Meski begitu, Narendrata menjelaskan bahwa kedua platform tetap bersaing ketat dari sisi nilai penjualan.

“Pada bulan Februari 2024, Tokopedia berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp315 miliar untuk kategori makanan dan minuman, sedangkan TikTok Shop mencatat Rp276 miliar. Menariknya, pada bulan Januari 2025, penjualan kedua platform hampir seimbang, dengan Tokopedia mencatat Rp301 miliar dan TikTok Shop Rp305 miliar, hanya selisih Rp4 miliar,” jelasnya.

BACA JUGA: Cara Mendapatkan Bingkai Valentine di Profil TikTok

TikTok Shop menunjukkan kecenderungan konsumen yang lebih banyak membeli camilan dan makanan ringan. Produk-produk seperti keripik dan kerupuk mendominasi dengan penjualan mencapai Rp521 miliar, diikuti oleh kategori makanan ringan dengan Rp253 miliar, kopi Rp225 miliar, minuman bubuk Rp197 miliar, dan susu bubuk Rp186 miliar.

Di sisi lain, Tokopedia memiliki pola konsumsi yang berbeda, dengan kategori bahan makanan pokok menjadi yang paling banyak dibeli. Data Compas menunjukkan bahwa produk dengan penjualan tertinggi di Tokopedia adalah kopi, dengan nilai Rp365 miliar. Selain itu, daging segar, minyak goreng, susu bubuk, dan penyedap rasa juga mencatatkan kontribusi yang besar.

Perbedaan karakteristik produk yang laris di kedua platform ini sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi konsumen dan strategi pemasaran masing-masing platform.

BACA JUGA: Optimalkan Peluang lewat Prediksi Tren FMCG di E-Commerce Tahun 2025

Di TikTok Shop, fitur live shopping yang interaktif memberikan dorongan promosi bagi produk camilan. Sementara Tokopedia lebih fokus pada kebutuhan sehari-hari, dengan konsumen yang lebih cenderung membeli produk esensial melalui platform e-commerce yang lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pokok.

Dapat disimpulkan bahwa proses akuisisi Tokopedia oleh ByteDance telah memberikan dampak signifikan terhadap penjualan sektor FMCG di Indonesia. Meskipun kedua platform menunjukkan perbedaan dalam kontribusi beberapa kategori, persaingan yang ketat tetap terjaga.

Keberhasilan TikTok Shop dalam memanfaatkan fitur live shopping dan Tokopedia yang menjadi pilihan untuk produk esensial, menunjukkan bahwa kedua platform memiliki kekuatan masing-masing dalam melayani pasar yang berbeda.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS