Cross Promotion, Strategi Atasi Keterbatasan Pasar yang Jenuh

marketeers article
Ilustrasi: Madeline/Marketeers

Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan maraknya kolaborasi kreatif antara merek dari berbagai industri yang menghasilkan produk unik dan inovatif.

Contohnya, Indomie X Chitato Lite, KFC X Dear Me Beauty. Atau yang terbaru, merek skincare Dermies X Teh Botol Sosro. Pendekatan ini yang dikenal sebagai cross promotion maupun co-branding ini menjadi strategi yang populer di era sekarang.

Cross promotion adalah strategi di mana dua atau lebih merek berkolaborasi untuk menciptakan dan mempromosikan produk atau layanan. Tujuannya, menjangkau audiens yang lebih luas dengan memanfaatkan kekuatan dan basis pelanggan dari masing- masing merek.

Ini bukan hanya tentang menciptakan produk baru, tetapi juga tentang memperkuat posisi di pasar dengan menciptakan awareness yang lebih besar.

BACA JUGA: Menilik Strategi Cross-Category Marketing Michelin dan Castrol

Ada beberapa alasan mengapa merek semakin tertarik untuk melakukan strategi ini. Pertama, di banyak industri, persaingan yang ketat dan banyaknya merek yang beroperasi dalam kategori yang sama sering kali menciptakan kebisingan.

Untuk mengatasinya, merek mencari peluang di kategori lain. Kedua, merek yang lebih kecil dapat menguatkan citra mereka dengan berasosiasi dengan merek yang lebih dikenal.

“Contohnya, kolaborasi Dear Me Beauty dengan KFC. Kolaborasi ini bertujuan mengenalkan produk kecantikan kepada audiens KFC yang sudah ada,” kata Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. & Marketeers dalam program Analisis, Akuisisi Pasar Baru dengan Cross-Category Marketing, YouTube MarketeersTV.

Ketiga, untuk memperluas target pasar. Ketika pasar dalam satu kategori sudah jenuh, merek berupaya menjangkau audiens baru.

Keempat, menunjukkan kebaruan dan inovasi. “Ketika produk di kategori tertentu mulai terkomodifikasi, inovasi menjadi kunci,” tambahnya.

Namun, untuk mencapai kesuksesan yang optimal, strategi yang masuk ke dalam pull marketing ini harus memiliki push marketing yang seimbang.

Merek perlu proaktif dalam mendorong produk atau layanan kepada konsumen. Kombinasi kedua pendekatan ini menciptakan sinergi yang kuat, mendorong kesadaran, keinginan, dan tindakan konsumen secara efektif.

BACA JUGA: Pakai Strategi Cross-category Marketing, Ariston Indonesia Hadirkan Pendingin Ruangan

Salah satu elemen penting dalam strategi cross promotion adalah reputasi merek. Survei Visual Objects pada tahin 2021 menemukan bahwa 61% konsumen cenderung menjauhi produk dengan reputasi negatif.

Hal ini menunjukkan pentingnya memilih mitra kolaborasi yang memiliki nilai, reputasi, dan audiens yang sejalan. Kesalahan dalam memilih merek dapat berdampak negatif pada persepsi publik, sehingga penting untuk melakukan pemilihan yang cermat.

Agar kampanye cross promotion berhasil, riset mendalam juga menjadi hal yang sangat penting. Tanpa riset yang memadai, kampanye berisiko menjadi tidak relevan dan dapat menunjukkan ketidakcocokan antarmerek yang akhirnya mengurangi dampaknya.

Selain itu, komunikasi yang efektif antara merek sangat penting. Komunikasi yang buruk bisa berujung pada kebingungan dan eksekusi yang tidak maksimal.

Di sisi lain, merek juga harus berhati-hati untuk tidak membuat janji yang berlebihan (overprome). Hal ini sering menciptakan ketidakcocokan antara ekspektasi konsumen dan produk yang ditawarkan, yang pada akhirnya dapat merusak kredibilitas merek.

Strategi lain yang harus diperhatikan adalah integrasi kampanye di berbagai saluran. Kampanye yang tidak terintegrasi secara baik akan kehilangan konsistensi dan daya tarik, sehingga sulit melibatkan audiens.

Selain itu, waktu peluncuran juga sangat penting, sebab peluncuran di waktu yang kurang tepat bisa menyebabkan kurangnya minat dari konsumen, sehingga penting untuk merencanakan waktu kampanye dengan matang agar tetap relevan dan efektif.

Iwan pun memberikan beberapa tips bagi merek yang ingin mencoba strategi cross promotion. Menurutnya, merek harus memahami audiensnya dengan baik, termasuk demografi, psikografi, dan perilaku. Setelah itu, identifikasi kategori lain di mana audiens merek juga terlibat.

“Selanjutnya, periksa kesesuaian merek dan potensi amplifikasi kampanye merek untuk memperluas jangkauan. Dengan pendekatan yang strategis dan terencana, cross promotion dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk memperkuat posisi merek di pasar, menjangkau audiens baru, dan membangun hubungan yang lebih erat dengan konsumen,” tutur Iwan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS