Cross-selling adalah strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan dengan menawarkan produk atau layanan tambahan kepada pelanggan yang telah membeli produk utama. Tujuan utama dari cross-selling adalah meningkatkan pendapatan perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari setiap pelanggan yang sudah ada.
Dalam praktiknya, cross-selling melibatkan penawaran produk atau layanan yang relevan dengan produk utama yang telah dibeli oleh pelanggan. Misalnya, jika seseorang membeli sepeda, toko tersebut dapat menawarkan helm, sepatu sepeda, atau aksesori lainnya yang relevan dengan aktivitas bersepeda.
Ide di balik cross-selling adalah memberikan nilai tambah kepada pelanggan dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana produk atau layanan tambahan ini dapat meningkatkan pengalaman atau kegunaan produk utama yang mereka beli.
Salah satu contoh paling umum dari cross-selling adalah yang sering ditemui di toko-toko online. Ketika Anda membeli produk, seperti ponsel, Anda sering melihat rekomendasi produk lain yang mungkin sesuai dengan kebutuhan Anda.
BACA JUGA: 7 Perbedaan Selling dan Marketing, Salah Paham Bisa Salah Strategi!
Ini dapat berupa aksesori ponsel, perlindungan layar, atau bahkan produk-produk terkait lainnya. Dengan cara ini, toko online berusaha untuk menggoda Anda untuk membeli lebih banyak produk yang relevan dengan apa yang Anda butuhkan.
Dilansir dari salesforce, keuntungan dari cross-selling tidak hanya berlaku untuk perusahaan, tetapi juga bagi pelanggan. Ketika dilakukan dengan baik, cross-selling dapat membantu pelanggan menemukan produk atau layanan yang mereka mungkin butuhkan atau inginkan, tetapi belum menyadarinya.
Hal ini dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan memberikan nilai tambah yang signifikan. Namun, penting untuk diingat bahwa cross-selling harus dilakukan dengan bijak dan berfokus pada kebutuhan pelanggan.
Penawaran produk tambahan harus relevan dan bermanfaat bagi pelanggan, bukan hanya sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan tanpa memperhatikan kepuasan pelanggan. Jika tidak dilakukan dengan baik, cross-selling dapat mengganggu pelanggan dan merusak reputasi perusahaan.
Dalam era digital, cross-selling juga dapat diterapkan melalui analisis data dan kecerdasan buatan. Perusahaan dapat menggunakan data pelanggan untuk mengidentifikasi peluang cross-selling yang potensial dan menyampaikannya kepada pelanggan secara tepat waktu melalui berbagai saluran, termasuk email, media sosial, dan situs web.
BACA JUGA: 5 Alasan Penting Tren Online Live Selling Sangat Menguntungkan!
Kesimpulannya, cross-selling adalah strategi pemasaran yang kuat yang dapat membantu perusahaan meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menciptakan peluang baru. Dengan pendekatan yang bijak dan berfokus pada kebutuhan pelanggan, cross-selling dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kinerja bisnis dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Editor: Ranto Rajagukguk