Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan beberapa bulan ke depan atau April-Mei-Juni Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem yang mana suhu maksimum mencapai puncaknya. Pada siang hari, sinar ultraviolet berada di kategori “very high” hingga “extreme”.
Dengan begitu, BMKG mengimbau masyarakat untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV dengan perangkat pelindung ataupun tabir surya selama cuaca ekstrem melanda Indonesia. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sinar UV itu sendiri?
Apa saja jenisnya? Apakah ada manfaatnya? Bagaimana dampak bahayanya bagi kulit? Simak artikel berikut ini sampai habis, ya!
Apa yang dimaksud sinar UV?
Sinar ultraviolet (UV) merupakan radiasi gelombang elektromagnetik matahari yang tidak dapat dilihat oleh mata. Hal ini disebabkan oleh panjang gelombang sinar ungu yang sangat panjang, sehingga hanya dapat dilihat oleh beberapa hewan, seperti kupu-kupu, lebah, dan burung.
Tidak seluruh sinar UV dapat mencapai permukaan bumi karena adanya lapisan ozon yang mencegahnya. Sinar UV ini memiliki pita gelombang 100-400 nm dan dibagi ke dalam tiga jenis sinar, yaitu UV A, UV B, dan UV C.
Badan Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) menyebutkan jika kekurangan sinar matahari, maka akan memengaruhi mood dan dapat kekurangan vitamin D. Apabila kelebihan paparan sinar matahari juga dapat berbahaya bagi kesehatan.
BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstrem, 5 Tips Pemakaian Sunscreen untuk Lindungi Kulit
Jenis sinar UV
Radiasi sinar UV ini memiliki tiga jenis sinar radiasi yang dibagi berdasarkan panjang gelombang yang dimilikinya. Panjang gelombang yang pendek lebih berisiko dan berbahaya. Berikut pembagian jenisnya.
1. Sinar UV A
Jenis sinar UV yang pertama adalah sinar UV A yang berada di panjang gelombang 315-400 nm. Sebagian besar sinar ini dapat mencapai permukaan bumi.
Sinar ini adalah jenis sinar UV yang paling kuat dan mampu menembus awan, kaca, dan dapat bertahan saat cuaca mendung maupun hujan. Bagi kulit, sinar UV A ini dapat menyerap hingga ke lapisan dermis kulit yang merupakan lapisan kulit kedua setelah epidermis.
2. Sinar UV B
Jenis Sinar UV B memiliki panjang gelombang 280-325 nm yang mana sebesar 90% sinar akan diserap oleh ozon, uap air, dan gas lain di atmosfer. Sinar ini hanya lebih kurang 10% yang dapat mencapai permukaan bumi dan biasanya tidak mampu menembus kaca, seperti sinar UV A.
Paparan dari jenis sinar ini bisa mencapai lapisan kulit epidermis dan dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan kulit memerah, perih, dan juga seperti terbakar.
3. Sinar UV C
Jenis sinar UV C memiliki panjang gelombang terpendek, yaitu 100-280 nm. Hampir seluruh ultraviolet C akan tertahan pada lapisan ozon, sehingga tidak bisa mencapai permukaan bumi.
Sinar terpendek ini adalah radiasi ultraviolet yang paling berbahaya bagi kulit yang mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan kemerahan hingga reaksi peradangan, seperti iritasi. Paparan UVC juga dapat menimbulkan gangguan pada mata.
BACA JUGA: Seberapa Penting Penggunaan Sunscreen Bagi Kulit?
Apa manfaat sinar UV bagi manusia?
Sinar ultraviolet yang berasal dari matahari tidak semuanya berbahaya, tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan manusia. Berikut beberapa manfaat dari sinar UV:
- Mampu membantu produksi vitamin D yang dapat membantu penyerapan kalsium dan fosfor di usus untuk memperkuat gigi, tulang, dan otot.
- Meningkatkan sistem imun tubuh dengan menghasilkan lebih banyak sel darah putih sebagai perlindungan dari infeksi.
- Memperbaiki kualitas tidur karena merangsang produksi hormon melatonin dalam tubuh yang dapat mengatur siklus tidur.
- Mencegah depresi karena dapat mencukupkan kebutuhan hormon serotonin dalam tubuh yang berguna bagi kesehatan mental.
- Mengurangi risiko kanker jika terpapar dalam kadar yang tepat, seperti kanker prostat, pankreas, ovarium, usus besar, dan getah bening. Namun, jika berlebihan dapat memicu kanker kulit.
Apa bahaya dari sinar UV?
Paparan radiasi sinar yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh, antara lain:
- Kulit terbakar dan menggelap jika paparan sinar UV berlebih dan intens selama 4-5 jam tanpa adanya perlindungan kulit, seperti tabir surya. Kulit akan menjadi merah, perih, nyeri, bengkak, bahkan melepuh.
- Kulit menggelap bagi sebagian orang yang memiliki melanin kulit tinggi.
- Memunculkan tanda-tanda penuaan karena UV dapat merusak serat-serat kulit yang disebut elastin. Hal ini menyebabkan kulit kering, kulit kendur, meregang, muncul bintik hitam, garis halus, dan juga keriput.
- Meningkatkan risiko kanker kulit karena paparan sinar yang menembus kulit dapat merusak sel dan DNA kulit.
- Merusak mata karena UV dapat merusak retina mata yang menyebabkan katarak. Maka, sebaiknya Anda melindungi mata dengan kacamata hitam.
- Warna rambut berubah karena UV dapat menyebabkan rambut rusak, kusam, kasar dan membuat pigmen rambut menjadi berwarna merah.
BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstrem, Kenali 5 Bahaya Sinar UV pada Kulit
Demikianlah pembahasan mengenai sinar ultraviolet yang belakangan ini dikaitkan oleh sebagian besar orang selama cuaca ekstrem terjadi. Untuk mengurangi risiko berbahaya sinar UV, maka Anda perlu memakai tabir surya sebagai pelindung kulit dari paparan sinar radiasi.
Anda bisa memilih berbagai jenis sunscreen yang setidaknya memiliki SPF 30. Jika Anda ingin berjemur untuk mendapatkan manfaat dari UV, maka Anda bisa berjemur di rentang pukul 07.00-10.00 pagi selama 15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sepekan.
Bijaklah dalam memanfaatkan sinar ultraviolet matahari agar Anda dapat menikmati manfaat dan terhindar dari efek negatif, terutama selama cuaca ekstrem terjadi di Indonesia.
Editor: Ranto Rajagukguk