Perusahaan online travel agent Traveloka mengubah tampilan aplikasinya yang mereka sebut sebagai Traveloka 3.0. Pada aplikasi yang bisa diunduh dari piranti Android dan iOS itu kini tersemat cerita-cerita inspiratif mengenai perjalanan itu sendiri.
Cerita-cerita perjalanan itu dikemas dalam sebuah artikel menarik yang dilengkapi dengan video perjalanan. Bahkan, video tersebut telah berformat 360 derajat sehingga menampilkan visual yang lebih atraktif bagi para pengguna Traveloka.
Pembaruan aplikasi Traveloka pada dasarnya merupakan bagian dari strategi konten marketing Traveloka. Yang menjadi tujuannya adalah bagaimana aplikasinya tidak hanya sebagai portal pemesanan tiket, melainkan menjadi rujukan bagi para pelancong untuk mencari destinasi-destinasi baru yang menarik di Indonesia.
Taufiq Wibowo, Senior Designer Manager Traveloka mengatakan, pada dasarnya pihaknya telah menciptakan konten inspiratif tersebut. Hanya saja tersebar di beberapa lokasi, seperti di media sosial, di blog, dan situs. Kini, Traveloka mencoba mengkurasi berbagai artikel menarik untuk menjadi bagian dari aplikasi Traveloka.
“Diharapkan, pelanggan yang belum memutuskan destinasi wisata mereka, bisa terinspirasi, lalu mencari tahu, dan melakukan pemesanan tiket ke destinasi tersebut,” terang dia saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Adapun, sambung Taufiq, destinasi yang menjadi highlight bukanlah tempat-tempat yang sudah banyak dikunjungi wisatawan. Akan tetapi, lebih kepada spot wisata relatif baru, seperti Padang, Bogor, dan Palembang. “Hal ini juga membantu Kementerian Pariwisata untuk mendongkrak kunjungan wisata ke daerah-daerah di luar Bali,” terangnya.
Customer Journey
Berbagai konten itu sejalan dengan upaya menyisipkan geliat pemasaran di setiap customer journey pelanggan saat menggunakan aplikasi Traveloka. Public Relations Manager Traveloka Busyra Oryza mengatakan, ada empat tahapan pelanggan di Traveloka, yaitu searching, planning, booking, dan experiencing.
Selama ini, pada tahap pertama yaitu searching, pengguna mencari informasi mengenai destinasi wisata dari berbagai tempat, seperti meng-Googling kata kunci tertentu atau mencari dari postingan di media sosial.
Karenanya, penting bagi Traveloka untuk bisa masuk ke dalam perjalanan pelanggannya. Jika tidak, bisa-bisa selama proses “searching“, pelanggan bisa memperoleh informasi dari kompetitor, yang berujung pada proses booking di tempat pesaing.
“Konten salah satu hal yang bisa men-drive orang untuk traveling. Nggak hanya wacana,” papar Bursya.
Keberadaan fitur ini juga menjadikan waktu pengguna berada di aplikasi akan semakin lama. Selain itu, ada peluang bagi Traveloka untuk memonetisasi konten yang disajikan, misalnya bekerja sama dengan penyedia destinasi dan akomodasi setempat.
“Dan yang terpenting, kita juga bisa memperoleh data konsumen,” ucap dia.
Data itu akan melihat sejauh mana korelasi antara artikel yang dibaca dengan tingkat pemesanan tiket ke daerah tersebut. Namun, saat ditanya, Traveloka mengaku belum memiliki data pelanggan terkait hal itu. Mengingat, produk ini baru diluncurkan beberapa bulan lalu.
Editor: Eko Adiwaluyo