Dampak Stabilisasi Rupiah dan Bayar Utang, Cadangan Devisa RI Turun

marketeers article
Ilustrasi cadangan devisa. Sumber gambar: 123rf.

Bank Indonesia (BI) melaporkan pada akhir Oktober 2023 cadangan devisa nasional sebesar US$ 133,1 miliar. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2023 sebesar US$ 134,9 miliar.

Nita A Muelgini, Direktur Departemen Komunikasi BI menuturkan penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah tersebut sebagai antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan makin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

BACA JUGA: BI Laporkan Cadangan Devisa RI US$ 130,2 Miliar per Oktober 2022

“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” kata Nita melalui keterangannya, Rabu (8/11/2023).

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Nita menyebut cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.

BACA JUGA: S&P Pertahankan Peringkat Utang RI di BBB dengan Outlook Stabil

“Kami akan merespons bauran kebijakan yang ditempuh dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.

Di sisi lain, Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia di BBB dengan outlook stabil. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal.

Outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang. Menanggapi keputusan S&P tersebut, Gubernur Bank BI Perry Warjiyo menyatakan afirmasi rating Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makro ekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah yang tetap terjaga di tengah peningkatan risiko global yang berasal dari tensi geopolitik dan perlambatan ekonomi global.

Menurutnya, kepercayaan dunia internasional ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan BI.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Perry.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related